Pendahuluan
Pada saat ini hubungan
internasional menjadi hal yang penting yang dilakukan oleh berbagai negara
dalam rangka pencapaian tujuan politik luar negerinya. Mengenai sejarah
hubungan internasional dapat dikatakan bahwa hubungan internasional telah lama
ada, dan bisa dikatakan titik puncak perkembangannya terjadi pada perang dunia
ke satu. Selain itu mengenai masalah tingkat analisis dan unit analisis
hubungan internasional memiliki berbagai macam perspektif dan persepsi. Para
ahli juga memiliki pendapat yang berbeda dalam merumuskan tolak ukur level bagi
analisis hubungan internasional itu sendiri.
- Sejarah Hubungan Internasional
Sejarah hubungan
internasional dapat dikatakan dimulai dengan adanya perjanjian perdamaian westphalia
pada tahun 1648 yang mengakhiri perang tiga puluh tahun yang mana pada saat itu
sistem negara modern berkembang. Westphalia mendukung bangkitnya negara-bangsa
(nation-state), institusionalisasi
terhadap diplomasi dan tentara.
Kemudian titik awal perkembangan
ilmu hubungan internasional tampak pada penelusurannya sejak terjadinya perang
dunia ke satu yakni pada saat adanya upaya-upaya untuk mengorganisasikan dunia
ke dalam satu wadah yang berskala internasional yakni dengan didirikannya Liga
Bangsa-Bangsa (LBB).
LBB tersebut merupakan sebuah
organisasi internasional yang akhirnya terciptalah hukum internasional, politik
internasional, ekonomi internasional, dan organisasi internasional. Trauma
perang dunia ke satu yang diadopsi sebagai unsur legalistik, telah dijadikan
sebagai titik sentral perhatian dari kelompok atau aliran pemikiran atau
pendekatan kaum idealis yang dalam hal ini memusatkan perhatian terhadap
masalah perang dan mereka menganggap bahwa perang merupakan suatu dosa.
Setelah usainya perang dunia kedua,
bersamaan dengan itu akhirnya lahirlah suatu generasi baru yang melahirkan
aliran pemikiran baru pula dalam kerangka studi hubungan internasional yakni
dengan munculnya kaum realist pada tahun 1950-an. Mereka memroklamirkan bahwa
yang paling penting merupakan kekuasaan atau power untuk memperoleh keamanan
global. Dan pada pertengahan 1950-an, muncullah kelompok pemikiram idealist dan
juag realist. Penggabungan kedua aliran ini disebut aliran behavioralism.
Pemikiran ini dilandasi oleh perilaku, seperti psikologi sosial dan ilmu studi
sosiologi politik.
Berakhirnya perang dingin telah mengakhiri
semangat sistem internasional bipolar dan berubah pada multipolar atau secara
khusus telah mengalihkan persaingan yang bernuansa militer ke arah persaingan
atau konflik kepentingan ekonomi di antara negara-negara di dunia ini. Pasca
perang dingin yang ditandai dengan berakhirnya persaingan ideologi Amerika
Serikat dan Uni Soviet telah mempengaruhi isu-isu hubungan internasional yang
sebelumnya lebih fokus pada politik dan keamanan akhirnya berubah pada hak
asasi manusia, ekonomi, lingkungan hidup, dan juga terorisme.
Dengan kata lain dapat pula
dinyatakan bahwa dengan berakhirnya perang dingin yang ditandai oleh keruntuhan
rezim komunis Uni Soviet, maka duniai dipenuhi oleh harapan-harapan akan terciptanya
tata dunia baru yang lebih damai, aman dan juga sejahtera. Dapat dikatakan
bahwa pemikiran hubungan internasional sanagt dipengaruhi oleh
peristiwa-peristiwa nyata yang mendahuluinya. Persaingan dalam hal ideologi
telah dikesampingkan dan pada saat ini masyarakat internasional lebih berfokus
pada ekonomi internasional. Namun yang menjadi masalah utama dalam politik
internasional bagi negara-negara saat ini adalah mengenai pembangunan dan
kerjasama di bidang ekonomi.
Kini dengan berakhirnya perang dingin
dunia berada dalam masa transisi. Hal itu membawa dampak bagi studi hubungan
internasional. Salah satu metode yang populer yang digunakan untuk menganalisis
kecenderungan hubungan internasional kontemporer adalah dengan dengan melihat
pola-pola hubungan yang mengindikasikan adanya kesinambungan dan perubahan
dalam semua aspek hubungan internasional.
Kemudian pada tahun 1990-an
runtuhnya Uni Soviet sebagai negara komunis utama telah memunculkan corak
perkembangan ilmu hubungan internasional yang khas. Perkembangan pasca-perang
dingin juga memiliki implikasi strategis baik pada aspek akademis maupun
praktis.
- Tingkat Analisis dan Unit Analisis Hubungan internasional
Konsep
peringkat analisis (level of analysis) telah
lama dikenal sebagai salah satu konsep dasar dalam studi hubungan
internasional, namun pemahaman dalam hal ini sering menimbulkan suatu
kebingungan, kekaburan dan juga ketidakjelasan. Hal ini karena para teoritisi
hubungan internasional belum dapat menghasilkan suatu konsensus mengenai konsep
peringkat analisis itu sendiri. Dan juga para penempuh studi hubungan
internasional disulitkan dengan adanya perkembangan yang sangat cepat dalam
bidang hubungan internasional sehingga hal ini membuat kesulitan dalam memahami
peringkat analisis baik itu sebagai konsep maupun fenomena dan realita dalam
hubungan internasional.
Dalam
konteks studi hubungan internasional, kita dapat mengenal unit dan tingkat
analisis yang dalam hal ini termasuk misalnya, bagian-bagian yang memiliki
dampak atau pengaruh pada individu, terutama dalam kaitannya dengan aktor
pembuat keputusan-keputusan politik luar negeri. Ituu senantiasa disebut aktor
seperti yang diperankan oleh negara-negara atau individu-individu yang memiliki
perilaku yang disebut sebagai eksplanasi.
Menurut
David J. Singer, sistem internasional merupakan peringkat analisis yang paling
komprehensif yang mencakup totalitas interaksi di dalam sistem
danlingkungannya. Dengan memfokuskan analisis pada peringkat ini, para penempuh
studi hubunagn internasional mampu untuk mempelajari pola-pola interaksi dalam
sistem dan membuat suatu generalisasi tentang sebuah fenomena hubungan
internasional dengan melihat frekuensi dan durasi konfigurasi kekuatan,
stabilitas dan respon terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem.
Dengan kata lain, penggunaan konsep ini akan memungkinkan para penempuh studi
hubunagn internasional mempelajari hubungan internasional secara keseluruhan.
David
J. Singer, mengidentifikasikan enam tingkat analisis yang ada dalam studi
hubungan internasional, antara lain adalah sebagai berikut:
a.
Individual
decision makers
b.
Role
of decision makers
c.
Structure
of government
d.
Internastional
relation
e.
International
system (the world system)
Peringkat
analisis kedua yang juga memiliki arti sangat penting dalam perkembangan
hubungan internasional adalah subsistem/negara-bangsa. Peringkat ini
memungkinkan para penempuh studi hubungan internasional mempelajari stimulus-response model dari politik
luar negeri masing-masing aktor negara-bangsa. Dengan kata lain, peringkat
negara bangsa meniitkberatkan pada kajian politik luar negeri melalui
pendekatan pembuatan keputusan.
Lebih
jauh pendekatan tersebut menunjukkan bahwa aktor negara-bangsa dapat menjadi
suatu yang sub unit sistem yang sangat penting dalam hal perubahan untuk sistem
internasional itu sendiri. Sementara itu, Barry Buzan dan Richard Little
mengklasifikasikan peringkat analisis ke dalam lima bagian, antara lain adalah
sistem internasional, subsistem internsional, unit, subunit, dan individual.
Secara lebih mendalam hubungan internasional mengacuh pada sekumpulan
aktor-aktor yang saling berinteraksi satu sama lain. Dan aktor tersebut bisa
saja aktor negara maupun nonnegara dalam hubungan internasional. Kemudian
selanjutnya adalah subsistem internasional yang terdiri atas kelompok
unit/aktor dalam sistem internasional yang dapat dibedakan dari keseluruhan
sistem internasional melalui sifat dan intensitas interaksi di antara para unit
aktor tersebut.
Dari
perspektif ini, timbul pertanyaan berkenaan dengan pemilihan tingkat analisis
dan juga unit analisis, yang dalam hal ini dihadapkan kepada analisis fenomena
hubungan internasional. Hal ini merupakan tantangan bagi para penstudi hubunagn
internasional. Hal ini dihubungkan dengan masalah ketidakmungkinan dalam menerangkan
dan menjelaskan dari beberapa tingkat dan unit analisis. Oleh karena itu salah
satu kesulitan dalam bergerak menganalisis fenomena internasional adalah
terletak pada memilih dan menentukan tingkat analisis yang cocok dan sesuai
seperti yang kita inginkan. Hal ini terjadi disebabkan terdapat
perbedaan-perbedaan tajam terhadap berbagai persepsi atau perspektif yang
dipergunakan.
Kesimpulan
Sejarah hubungan internasional telah
dimulai sejak adanya perjanjian perdamaian westphalia yang menjadi titik utama
terjadinya berbagai kegiatan dalam hal hubungan internasional yang dilakukan
oleh berbagai negara. Kemudian semakin berkembang dengan ketika perang dunia
pertama yang akhirnya membawa pembentukan sebiah organisasi internasional yang
disebut sebagai Liga Bangsa-Bangsa. Dengan adanya LBB maka terjadilah hubungan
internasional yang membawa kepentingan masing-masing bagi negara-negara yang
tergabung dalam organisasi tersebut.
Sementara itu tingkat dan unit
analisis hubungan internasional terdiri dari berbagai level ataupun tingkatan.
Dalam hal ini para ahli mendeskripsikan dengan berbagai macam cara meskipun
pada intinya adalah sama. Analisis dilakukan dalam hubungan internasional
berguna untuk membuat keputusan-keputusan terutama dalam rangka menentukan
alternatif-alternatif apa yang bakal di ambil dan yang terbaik untuk nasib
kedepannya negara tersebut dan dilakukan oleh aktor-aktor hubungan
internasional. Namun kesulitannya adalah dimana kita harus memilih dan
menentukan tingkat analisis dan unit analisis yang benar-benar cocok sebelum
bergerak lebih jauh.
Referensi
Sitepu, P.
Anthonius. 2011. Studi Hubungan
Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Perwita,
Anak Agung Banyu. 2006. Pengantar Ilmu
Hubungan Internasional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudarsono,
Juwono. 1996. Perkembangan Studi Hubungan
Internasional dan Tantangan Masa depan. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
gomawo chingu smga ini bisa membantu aq menyelesaikan tugas q,, ELF jg y? bru x ne aq nyri tugas kuliah ktmu pemilik blog sesama elf heehee
ReplyDeletene.. chonmaneyo :D
ReplyDeleteqt sama2 elf rupanya Chingu.. ^^