1.
Periode
Prakolonial
Ciri-ciri
birokrasi pada masa ini:
a. Penguasa mengaanggap dan menggunakan administrasi
publik untuk urusan pribadi.
b. Administrasi
adalah perluasan rumah tangga istana saja.
c. Tugas
pelayanan yang ditujukan kepada pribadi sang raja.
d. Gaji dari
raja kepada pegawai-pegawai kerajaan pada hakikatnya adalah anugerah yang juga
dapat ditarik sewaktu-waktu sekehendak raja.
e.
Para pejabat kerajaan dapat
berbuat sekehendak hatinya kepada rakyat, seperti halnya yang dilakukan raja.
Struktur
masyarakatnya merupakan bertingkat. Raja merupakan kedudukan paling tinggi
kemudian dilanjuntkan dengan golongan priyayi yang merupakan golongan dibawah
raja dan golongan yang paling rendah adalah golongan rakyat jelata. Sistem politik pada masa ini berorientasi kepada
kekuasaan dengan cara perluasan wilayah. Selain itu juga ditunjuk pemimpin lokal sebagai perpanjangan tangan
raja.
2.
Periode Kolonial
Kolonialisme Belanda dimulai dengan munculnya VOC (Verenigde Oostindische Compagnie) pada
tahun 1862, yang merupakan organisasi dagang Timur Jauh yang diberi wewenang
besar untuk mengeksploitasi wilayah dagang atas nama raja Belanda. Awalnya
tujuan VOC datang ke Indonesia hanya untuk berdagang, kemudian lama-kelamaan
niat busuk VOC terungkap. Dimulai dengan memonopoli rempah-rempah penduduk,
meminta tanah untuk mendirikan kantor hingga akhirnya ingin menguasai
seluruhnya.
Melihat perkembangan VOC yang begitu pesat
dan telah menguasai pusat perdagangan rempah-rempah di Indonesia mendorong
kerajaan Belanda di awal abad18 menempatkan seorang Gubernur Jenderal (General Gouvenour) untuk mengkoordinir wilayah
jajahan. Akibatnya, struktur pemerintahan di wilayah jajahan menempatkan
Gubernur Jenderal pada posisi yang sangat berkuasa atas segala sesuatu urusan
di negara jajahan. Gubernur Jenderal diberi kekuasaan untuk mengatur wilayah
jajahan, namun tetap membayar upeti kepada kerajaan Belanda sebagai bukti
kesetiaannya.
Pada masa itu, Belanda
telah menerapkan sistem administrasi modern dalam mengurus dan mengendalikan
wilayah jajahannya, termasuk di Indonesia. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Sinambela, bahwa cara-cara yang dipakai Belanda melahirkan pola birokrasi
kolonial yang cukup maju, tanpa mengubah total tatanan yang ada. Selanjutnya
menurut Dwiyanto, pada masa kolonial terdapat dualisme sistem administrasi
pemerintahan. Di satu sisi telah mulai diperkenalkan dan diberlakukan sistem
administrasi kolonial (Binnenlandsche
Bestuur) yang mengenalkan sistem administrasi dan birokrasi modern,
sedangkan pada sisi lain sistem administrasi tradisional (Inhemsche Bestuur) masih tetap dipertahankan. Artinya, Belanda
tetap memakai jasa-jasa pegawai pribumi yang berasal dari priyayi untuk
kegiatan-kegiatan birokratis-administratif. Sementara itu, untuk mengawasi
mereka diangkat pejabat Belanda dengan mengambil model Barat dengan jabatan
residen, asisten residen dan countreuler yang
hierarkinya bertanggung jawab kepada Gubernur Jenderal.
3.
Periode
Pascakolonial
a.
Awal kemerdekaan
Masa penjajahan Belanda berakhir di Indonesia dan
Indonesia secara de facto telah
merdeka bersamaan dengan dibacakannya proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan Hatta
pada tanggal 17 Agustus 1945. Selanjutnya, dibentuklah pemerintahan yang
berdaulat sebagai pelaksana tujuan-tujuan negara. Sejak saat itu Indonesia
dipimpin oleh rezim-rezim pemerintahan. Adapun rezim yang pernah berkuasa di
Indonesia adalah rezim Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi. Pada bagian ini
akan dibahas mengenai politisasi birokrasi pada era Orde Lama dan Orde Baru,
sedangkan politisasi birokrasi pada era Reformasi akan dibahas pada bab
selanjutnya.
b.
Era orde lama
Setelah berakhirnya kekuasan Belanda di Indonesia,
pemerintahan dijalankan oleh Soekarno sebagi presiden dan Hatta sebagai wakil
presiden. Seiring dengan perkembangan bangsa pada sat itu, sistem
pemerintahan selalu mengalami perubahan. Beberapa kali Indonesia bongkar-pasang
sistem pemerintahan. Dimulai dari sistem presidensial (1945-1949), sistem
Parlementer (1949-1950) dan kembali ke sistem presidensial (1959) hingga
sekarang.
c.
Era orde baru
Pada tanggal 20 Februari 1967,
Presiden Soekarno menyerahkan kekuasaan pemerintah kepada Soeharto. Penyerahan
kekuasan ini dikukuhkan di dalam Sidang Istimewa MPR. MPRS dalam ketetapannya
No. XXXIII/MPRS/1967 mencabut kekuasan Soekarno dan mengangkat Soeharto sebagai
pejabat Presiden RI. Bersamaan
dengan itu, maka berakhirlah pemerintahan Orde Lama di bawah kepemimpinan
Soekarno dan digantikan oleh rezim yang baru yang kemudian dikenal dengan Orde
Baru di bawah komando Soeharto.
d.
Era reformasi
Pada era reformasi ini banyak harapan publik kepada
pemerintah sehubungan dengan keinginan untuk ingin memperbaiki sistem
birokrasi. Namun pada era ini banyak permasalahan-permasalahan birokrasi di
Indonesia sebagai negara berkembang. Pemimpin banyak hyang haus kekuasaan
sehingga banyak terjadi KKN.
good
ReplyDeletesangat, bagus dapat jadi pedoman dalam menjalankan pemerintahan saat ini.agar kita jangan terjebak oleh birokrasi warisan kolonial.yang sebagian masih terpakai
ReplyDelete