- PENDAHULUAN
SPF adalah satu-satunya organisasi
regional yang terkemuka, yang merupakan pertemuan tahunan para kepala
pemerintahan dari negara-negaa merdeka di kawasan Pasifik Selatan. secara resmi
organisasi ini dibentuk tahun 1971, namun fondasinya telah diletakkan sejak
tahun 1962 sampai tahun 1970, ketika para pemimpin masyarakat Pasifik Selatan
telah berusaha untuk mengurangi sifat penjajahan dari SPC (South Pasific Commision ) yang didirikan oleh negara-negara bekas
penjajah. Para pemimpin pasifik Selatan sangat kecewa terhadap pihak kolonial
yang tidak mengizinkan mereka untuk mendiskusikan masalah-masalah politik yang
mereka alami dalam SPC, sementara mereka juga tidak mempunyai kemampuan dan
kekuatan untuk mengubah aturan mengenai pelarangan tersebut. kekecawaan
tersebut melahirkan sebuah organisasi ekonomi diantara negara/wilayah Pasifik
Selatan, yangberada di luar SPC, dan menamakan dirinya sebagai Pacific Island Producers’ Secretariat (PIPS),
yang kemudian mengubah namanya menjadi Pasific
Island Priducers’ As.sociation (PIPA). Organisasi tersebut dipandang
sebagai cikal-bakal SPF.
- Sejarah Terbentuknya South Pacific Forum (SPF)
Dari 5-7 Agustus 1971, pertemuan pertama Forum Pasifik Selatan diprakarsai oleh New Zealand dan diselenggarakan di Wellington, dengan petugas dari tujuh negara termasuk Presiden Nauru, Perdana Menteri Samoa Barat, Tonga dan Fiji, Perdana Menteri Cook Kepulauan, Menteri Australia Wilayah Eksternal, dan Perdana Menteri Selandia Baru. Ini adalah diskusi pribadi dan informal dari berbagai isu yang menjadi perhatian bersama, berkonsentrasi pada hal-hal yang secara langsung mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat pulau-pulau di Pasifik Selatan, mencurahkan perhatian khusus untuk perdagangan, pengiriman, wisata pendidikan, dan. Setelah pertemuan ini diadakan setiap tahun di negara-negara anggota dan wilayah pada gilirannya. Pada tahun 1999, Forum Pasifik Selatan
yang ketiga puluh memutuskan untuk berubah menjadi Forum Kepulauan Pasifik, dengan cara yang lebih luas dan formal diskusi dan organisasi. Segera setelah pertemuan tahunan forum di tingkat kepala pemerintahan, Post Forum Dialog (PFD) dilakukan pada tingkat menteri dengan mitra pembangunan PFD di seluruh dunia.
Pada tahun 1960-an, para pemimpin
Pasifik Selatan begitu kecewa memandang peranan SPC , yang tidak memberikan
peluang kepada mereka untuk membicarakan masalah-masalah politik. Kekecawaan
tersebut masih ditambah lagi dengan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi
dalam berhubungan dengan negara-negara kolonial, sekalipun untuk mengembangkan
perekonomian mereka. Pada akhir tahun 1964, sebuah delegasi Fiji dipimpin oleh
Ratu Mara, yang berangkat ke Selandia Baru untuk mengadakan negosiasi mengenai
kuota dan harga bagi produksi pisang dari Fiji, mengalami kegagalan. Kegagalan
tersebut mengilhami pimpinan delegasi bahwa suatu kekuatan tawar (bargaining) yang lebih luas diperluakn
untuk menghadapi negara-negara kolonial. Oleh karena itu Fiji membangun
kontak-kontak dengan Samoa Barat di awal tahun 1965, yang menghasilkan
kesepakatan pembentukan PIPS, dan keanggotaannya segera meluas ke Tonga.
Ketiga
negara ini pertama kali bersidang di Samoa Barat pada bulan September 1965,
dengan dihadiri oleh delegasi Kepulauan Cook yang bertindak sebagai Observer. Pada pertemuan kedua di Suva
(Fiji), bulan februari tahun 1967, diputuskan bahwa tugas-tugas sekretariat
PIPS dialihkan dari bagian pemasaran, departemen pertanian Samoa Barat, kepada
Departemen Sumber Daya Alam Fiji, dan belum membentuk suatu sekretariat tetap.
Pada pertemuan ketiga di Nuku’alofa (Tonga), 1968 ruang lingkup organisasi ini
bertambah denagn keanggotaan Niue dan kepulauan Cook, yang menyatakan
kesediannya untuk berbagi beban pembiayaan sebuah sekretariat tetap.
Dengan
keputusan untuk membentuk sebuah Sekretariat Tetap, organisasi tersebut
mengubah namanya menjadi PIPA, dan fokus perdagangannya juga diperluas dengan
tidak hanya memasarkan pisang. Sekretariat Tetap ditempatkan di Suva, karena
merupakan pusat perdagangan Pasifik Selatan, dan juga karena Fiji menyumbang
lebih dari setengah anggaran organisasi tersebut. PIPA terus mengembangkan
anggotanya dengan menerima Kepulauan Gilbert dan Ellice di tahun 1971. Dalam
perkembangan lebih lanjut, PIPA tidak hanya memperjuangkan kepentingan para
importir buah-buahan, tetapi memperluas ke dalam promosi pemasaran
barang-barang kerajinan dan perikanan. Organisasi ini menekankan pentingnya
kualitas barang-barang dalam rangka mencari harga yang lebih baik dan
mempelajari perkembangan ekonomi dunia dalam rangka pemasaran barang-barang
produksinya. Secara politis, negara-negara naggota PIPA memiliki bargaining position yang cukup
berpengaruh dalam memperjuangkan kepentingannya.
Suatu
perkembangan menarik terjadi pada pertemuan PIPA ke-6 di bulan April 1971.
Peristiwa inilah, yang kemudian, dipandang sebagai lahirnya gagasan pembentukan
SPF. Di sela-sela acara resmi, terjadi sebuah petemuan informal antara Ratu
Mara dari Fiji, Pangeran Tu’ipelehake dari Tonga, Tamasese Lealofi (Samoa
Barat), dan Albert Henry (kepulauan Cook). Pada mulanya, keempat pemimpin
negara kepulauan itu membahas mengenai kegagalan negara/wilayah kepulauan dalam
sidang SPC tahun 1970. Dalam sidang Konferensi tahun 1970, negara-negara
kepulauan mengusulkan perubahan aturan SPC untuk mengizinkan adanya perbedaan
politik dalam SPC. Oleh karena itu, dalam pertemuan informal diantara keempat
pemimpin dari wilayah Polinesia tersebut terlontar pemikiran mengenai perlunya
suatu forum bagi negara-negara merdeka di Kepulauan Pasifik. Gagasan ini dibawa
oleh ratu Mara kepada PM Selandia Baru, Keith Holyoake, sambil meminta kesedian
Selandia Baru menjadi tuan rumah bagi pertemuan negara-negara merdeka di
Pasifik Selatan. selandia Baru menyambut baik gagasan ini, dan pada bulan
Agustus 1971 para kepala negara/pemerintahan di Pasifik Selatan, seperti Fiji,
Tonga, Nauru, Samoa Barat, Kepulauan Cook, dan Australia di undnag ke
Wellington, Selandia Baru, untuk membentuk SPF.
Sementara
itu, dengan semakin berkembangnya SPF, maka peranan PIPA menjadi semakin surut.
Pada tahun 1973, timbul pemikiran-pemikiran untuk menyatukan langkah dan gerak perjuangan PIPA
ke dalam SPF, sehingga di athun 1974 PIPA menyerahkan fungsinya dan melebur
organisasinya ke dalam badan Biro Kerjasama Ekonomi dari SPF, yaitu South Pasific Bureau for Economic
Co-operation (SPEC), yang dibentuk tahun 1972 dan sejak 1988 bernama Forum Secretariat (FS).
- Latar Belakang Terbentuknya South Pacific Forum (SPF)
Forum Kepulauan
Pasifik adalah organisasi antar-pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan
kerjasama antara negara-negara independen dari Samudra Pasifik. Perusahaan ini
didirikan pada 1971 sebagai Forum Pasifik Selatan. Pada tahun 1999, namanya
berubah; Forum Kepulauan Pasifik lebih inklusif dari Forum Oseania-mencakup keanggotaan
baik utara dan selatan negara Kepulauan Pasifik dan Australia. Ini adalah
pengamat resmi di PBB.
Misi dari Forum Kepulauan Pasifik adalah "untuk bekerja di dukungan dari pemerintah member Forum, untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan sosial dari orang-orang dari Pasifik Selatan dengan mendorong kerjasama antara pemerintah dan antara badan-badan internasional, dan mewakili kepentingan dari Forum anggota dengan cara yang disepakati oleh Forum ". Keputusan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Forum Kepulauan Pasifik (PIFS), yang tumbuh keluar dari Biro Pasifik Selatan untuk Kerjasama Ekonomi (SPEC). Serta peran dalam menyelaraskan posisi daerah pada masalah politik dan berbagai kebijakan, Sekretariat Forum memiliki program teknis dalam ekonomi, transportasi pembangunan dan perdagangan. Forum Kepulauan Pasifik Sekretaris Umum adalah Ketua tetap Dewan Organisasi Daerah di Pasifik (TANAMAN).
Misi dari Forum Kepulauan Pasifik adalah "untuk bekerja di dukungan dari pemerintah member Forum, untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan sosial dari orang-orang dari Pasifik Selatan dengan mendorong kerjasama antara pemerintah dan antara badan-badan internasional, dan mewakili kepentingan dari Forum anggota dengan cara yang disepakati oleh Forum ". Keputusan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Forum Kepulauan Pasifik (PIFS), yang tumbuh keluar dari Biro Pasifik Selatan untuk Kerjasama Ekonomi (SPEC). Serta peran dalam menyelaraskan posisi daerah pada masalah politik dan berbagai kebijakan, Sekretariat Forum memiliki program teknis dalam ekonomi, transportasi pembangunan dan perdagangan. Forum Kepulauan Pasifik Sekretaris Umum adalah Ketua tetap Dewan Organisasi Daerah di Pasifik (TANAMAN).
Australia dan
Selandia Baru umumnya lebih besar dan lebih kaya dari negara-negara lain yang
membentuk sisa forum, penduduk Australia adalah sekitar dua kali lipat dari 15
anggota lainnya digabungkan dan ekonomi adalah lebih dari lima kali lebih
besar. Mereka adalah donor bantuan yang signifikan dan pasar besar untuk ekspor
dari negara-negara lain. Pasukan militer dan polisi serta personil sipil dari
Forum negara, terutama Australia dan Selandia Baru, baru-baru ini menjadi
bagian dari operasi penjaga perdamaian regional dan stabilisasi di
negara-negara lain, terutama Kepulauan Solomon (2003 -), Nauru (2004-2009), dan
Tonga (2006). Upaya regional seperti yang diamanatkan oleh Deklarasi Biketawa,
yang diadopsi pada KTT 31 pemimpin Forum Pasifik Kepulauan, diadakan di
Kiribati pada Oktober 2000.
Pada bulan September 2011, wilayah AS Samoa Amerika, Guam dan Kepulauan Mariana Utara diberikan status pengamat di Forum Kepulauan Pasifik.
Pada bulan September 2011, wilayah AS Samoa Amerika, Guam dan Kepulauan Mariana Utara diberikan status pengamat di Forum Kepulauan Pasifik.
Negara anggota
PIF meliputi 16 negara yaitu: Australia, Cook Islands, Federated States of
Micronesia, Fiji, Kiribati, Marshall Islands, Nauru, Niue, Palau, Papua Nugini, Samoa, Selandia Baru, Solomon
Islands, Tonga, Tuvalu, Vanuatu.
South
Pasific Forum (SPF) adalah satu-satunya organisasi regional diantara
negara-negara merdeka dikawasan tersebut yang paling berperan di dunia
internasional saat ini. SPF merupakan forum pertemuan diantara para pemimpin
negara merdeka di kawasan tersebut. kepentingan-kepentingan serta
aspirasi-aspirasi yang tumbuh di negara-negara Pasifik Selatan menjadi sangat
bermakna dan dapat diperjuangkan melalui organisasi ini. Sekalipun terdapat
satu atau dua perbedaan seperti mengenai luas tanah dan jumlah penduduk namun
organisasi ini dapat terbentuk oleh adanya berbagai kesamaan diantara
negara-negara yang ada di kawasan tersebut.
Persamaan-persamaan
yang terpenting adalah bahwa negara-negara tersebut sama-sama memiliki
pengalaman sebagai wilayah jajahan. Semua negara Pasifik Selatan adalah bekas
jajahan Inggris, Prancis, Asru, Australia atau Selandia Baru. Perekonomiannya
bergantung pada sektor pertanian yang subsistem. Sekalipun tanah di kawasan
tersebut pada umumnya subur dan terdapat wilayah-wilayah yang dapat
dimanfaatkan bagi produksi pertanian, namun perkembangan dan diversifikasi
pertanian di masa depan masih terlambat oleh transportasi pelayaran yang kurang
dapat dipercaya. Angin topan tahunan, beberapa penyakit tropis, ketidakpastian
musim hujan, kurangnya jaminan pasar, berfluktuasinya harga produk ekspor mereka, ketiadaan atau lemahnya penelitian
dan perluasan jasa-jasa adalah beberapa maslah lainnya yang sama-sama dirasakan
oleh negara-negara tersebut.
Selain
daripad itu, organisai tersebut juga lahir karena adanya persentuhan budaya
yang sama diantara negara-negara tersebut, serta terdapatnya proksimitas
geografis. Semua persamaan ini melahirkan suatu kesadaran regional di kalangan
pemimpin-pemimpin di kepulauan Pasifik, terutama mereka yang memiliki
pendidikan, pengalaman dan kepercayaan diri untuk mengurangi ketergantungan
terhadap kekuatan-kekuatan bekas penjajah, di dalam pergaulan dunia
internasional. Dengan kata lain, dari para pemimpin di Kepulauan Pasifik, yang
berpendidikan dan berpengalaman ini, lahirlah suatu ideologi pan-pacific, yang diharapkan dapat
menjadi suatu kekuatan dalam menangani maslah-masalah bersama yang
dirasakanoleh negara-negara tersebut. melalui organisasi regional ini, mereka
mengharapkan agar kepentingan-kepentingan dan aspirasi bersama mereka akan
lebih diperhitungkan ataupun didengar oleh dunia internasional.
Sebaliknya
mereka juga menyadari bahwa kepentingan-kepentingan dan aspirasi mereka
tidaklah mungkin dapat tercapai secara maksimal, bila diperjuangkan secara
sendiri-sendiri. Oleh karena itu, dapatlah dikatakan bahwa SPF merupakan
organisais regional yang memperjuangkan kepentingan-kepentingan dan aspirasi
politik dan ekonomi bagi negara-negara kawasan Pasifik Selatan di dunia
internasional.
- PERANAN SOUTH PACIFIC FORUM (SPF)
Peranan
utama SPF yaitu sebagai kekuatan politik dan ekonomi regional di kawasan
Pasifik Selatan, serta perkembangan berbagai cabang organisaisnya.
Pada
saat ini South Pasific Commision, merupakan
salah satu organisasi regional yang didirikan oleh negara bekas penjajah namun
ini tidak memiliki arti politis bagi negara-negara kawasan tersebut. namun, SPC
mwmiliki kontribusi yang cukup besar bagi negara-negara dan atau
wilayah-wilayah di kawasan tersebut. tak diragukan bila dikatakan bahwa semua
negara anggota SPF adalah juga anggota dari SPC. Beberapa institusi yang
dihasilkan SPC sangat diminati dan bermanfaat bagi masyarakat Kepulauan Pasific
sampai saat ini. Selain itu, terdapat beberapa negara pasifik selatan, terutama
yang pulaunya kecil, tersebar dan miskin sumber alam, memasuki kerjasama regional
dalam SPF sebagai komplemen pembangunan ekonominya, yang sebagian besar dapat
dipenuhi oleh SPC. Bahkan diantara kedua organisasi SPF dan SPC terjadi suatu
kerjasama yang positif, terutama dalam menangani masalah lingkungan di kawasan
tersebut, dengan membentuk South Pacific
Regional Envirenment Program (SPREP).
- Perkembangan South Pasific Forum (SPF)
Sejak
didirikan pada tahun 1971, SPF mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Kenaggotaannya meluas sehubungan dengan munculnya negara-negara baru merdeka
dikawasan tersebut. selain ketujuh negara pendiri, seperti Niue, PNG, Kiribati,
Tuvalu, Kepulauan Solomon, dan Vanuatu, bergabung kedalamnya dekade 1970an, terutama
setelah mereka memperoleh status berpemerintahan sendiri atau merdeka. Pada
tahun 1987, FSM dan Kepulauan Marshall menjadi anggota penuh organisasi
tersebut, yang menjadikan organisasi ini beranggotakan 15 negara Pasifik
Selatan. sejak pertama kali dibentuk telah disepakati bahwa SPF merupakan forum
pertemuan tahunan dari semua kepala negara dan kepala pemerintahan dari
negara-negara merdeka dan berpemerintahan sendiri di Pasifik Selatan.
Cara
bekerja SPF lebih mencerminkan norma-norma tradisi yang berlaku dalam
masyarakat kawasan pasifik. Misalnya saja, sejak didirikannya, tidka ada
satupun konstitusi tertulis atau perjanjian yang bersifat internasional yang
mengatur kegiatan-kegiatan SPF. Dan tidak ada aturan main yang resmi, yang
menyangkut maksud dan tujuan organisasi, keanggotaan, dan peraturan tata-tertib
sidang. Keputusan-keputusannya pun selau ditetapkan dengan jalan musyawarah
untuk mencapai mufakat, sedangkan
penggunaan voting selalu dihindarkan. Meskipun demikian, SPF selalu
mengeluarkan komunike setiap akhir pertemuan.
Dengan
demikian, jelas bahwa SPF merupakan suatu pengelompokkan politik di antara
negara-negara merdeka di kawasan Pasifik Selatan. peneglompokkan ini sangat
penting sebagai sarana untuk memeproleh posisi tawar yang kuat dalam
berhubungan dengan negara-negara lainnya. Hal ini terutama ditujukan untuk
memperjuangkan kelemahan-kelemahan mereka dalam bidang ekonomi. Permasalahan
pembangunan ekonomi serta masalah-masalah yang berkaitan denganekonomi menjadi
topik utama dalam pembicaraan diantara para pemimpin negara kawasan tersebut.
hal ini tercermin dalam komunike bersama yang dikeluarkan setiap tahunnya,
dimana sebagian besar butir pernyataan komunike tersebut berkisar pada
persoalan ekonomi. Selain itu, organisasi-organisasi teknis yang dibentuk
sebagai hasill kesepakatan juga bekerjasama dengan universitas-univesitas
Australia, Selandia Baru dan AS, mengadakan kegiatan pelatihan untuk
meningkatkan keahlian bagi perangkat kelautan lokal dalam mendukung pelaksanaan
program-program kelautan masing-masing. Sampai tahun 1989, organisasi ini telah
berhasil menemukan potensi-potensi sumber mineral di kawasan Pasifik Selatan.
Sejak
dibentuknya tahun 1972 forum Secretariat
(FS), telah berhasil menyumbangkan kepada keefektifan kerjasama ekonomi
regional diantara negara-negara forum. Tujuan dasar organisasi ini adalah untuk
mendorong dan memajukan kerjasama regional dalam pembangunan negara-negara
forum, dan berhubungan erat dengan negara-negara yang telah berkembang
industrinya di kawasan ini, seperti Australia dan Selandia Baru. Semua anggota
forum tidak mau ketinggalan untuk menjadi anggota FS. Tugas utamanya adalah
untuk mengembangkan perekonomian regional, yang antara lain dengan cara membuat
studi terperinci mengenai perekonomian negara-negara kepulauan, dan
mengidentifikasi bidang-bidang yang dapat dikembangkan, seta bagi perluasan
perdagangan ekspor.
Dalam
melaksanakan tugasnya, sebegitu jauh FS telah berhasil mengkoordinasikan
ebrbagai proyek antar-pemerintah dan mewujudkan ke dalam suatu bentuk kerjasama
regional diantara negara-negara anggotanya. Sebagian besar proyek yang
ditanganinya telah dihasilkan, sekalipun secara bertahap. Misalnya saja,
pembentukan PFL (1977), FFA (1979), SPARTECA (1980), dan lain-lain.
Ada empat divisi di Sekretariat Forum Kepulauan Pasifik, dan masing-masing divisi memiliki tanggung jawab langsung untuk berbagai program yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas negara-negara anggota dan Forum untuk mengkoordinir tindakan pada masalah-masalah kepentingan umum:
1. Pengembangan dan Kebijakan Ekonomi
2. Perdagangan dan Investasi
3. Politik, Hukum Internasional dan Urusan
4. Layanan Korporasi
Dewasa
ini, untuk menghindari terjadinya overlapping
dalam organisasi-organisasi yang terbentuk di dalam forum, maka tugas-tugas
FS lebih menekankan pada pengembangan program-program dan proyek-proyek
tertentu yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat kepulauan pasifik. Untuk
itulah FS, saat ini memiliki beberapa program khusus dan divisi-divisi. Divisi
ekonomi mempunyai mandat untuk membantu negara-negara SPF dalam merencanakan
perekonomiannya melalui penyediaan sarana mengenai makro dan mikro ekonomi.
Divisi energi, yang dibentuk tahun 1981, bertugas memberikan nasihat dan
bantuan kepadanegara-negara anggota dalam bidang energi dan programa energi
dari organisasi-organsisasi lain di kawasasn ini. Sedangakn divisi transportasi
bertugas membantu program pembangunan maritim dan program penerbangan sipil.
Dalam bidang maritim, ia merupakan perangkat utama dalam pembangunan pelayaran,
pelabuhan, dan industri kelautan kawasan untuk kepentingan masa depan.
Sementara id bidang penerbanagan sipil, ia terlibat dalam proyek penerbangan
sipil Pasifik Selatan.
Kaberhasilan
lain dari SPF yang patut dicatat sebagai pelaksanaan collective bargaining dari negara-negara kepulauan adalah dalam
rangka FFA. Dalam hal ini adalah keberhasilan negara-negara kepulauan untuk
memaksa negara-negara distant water
fishing nation (DWFN) agar menghormati dan mematyhi aturan main perikanan
yang dilakukan oleh negara-negara FFA. DWFN adalah negara-negara di luar
kelompok negar SPF, yang memiliki kepentingan besar dalam mengekdploitasi hasil
laut di Lautan Pasifik. Sejak diberlakukannya perjanjian FFA di tahun 1978,
negara-negara kepulauan sangat sensitif terhadapa penangkapan ikan yang
dilakukan oleh DWFN, terutama roleh industri perikanan Jepang dan AS.
Negara-negara DWFN, terutama AS berpandangan bahwa negara-negara pantai di
kawasan Pasifik Selatan tidak mempunyai hak eksklusif atas jenis ikan yang
sangat bermigrasi (highly migratiry
fish), seperti ikan tuna. Sementara negara-negara kepulauan yang tergabung
dalam FFA, berpandangan bahwa mereka memiliki hak kedaulatan atas jenis ikan
yang sangat bermigrasi, ketika ikan tersebut berada di wilayah 200-mil ZEE, dan
bahwa tidak ada satu negara pun yang memiliki hak untuk berpartisipasi dalam
keputusan-keputusan yang mempengaruhi sumber-sumber tersebut ketika ikan
tersebut berada di wilayah ZEE.
- Beberapa Masalah regional Internal South Pacific Forum
Masalah
utam yang mengandung perdebatan sejak awal pembentukan organisasi ini adalah
masalah keanggotaan. Setelah atu tahun setelah terbentuknya SPF, atas dukungan
Australia, PNG bermaksud menjadi anggota forum secepat mungkin, sebelum
dilaksanakan pertemuan SPF ke-3 di Suva, Fiji (1973). Padahal ketika itu, PNG
belum memperoleh status otonomi internal sebagai sesuatu langkah untuk mencapai
kemerdekaan. Pada bulan-bulan antara pertemuan ke-2 di Canverra dan ke-3 yang
akan berlangsung di Suva, terjadi perdebatan mengenai soal keanggotaan antara
Fiji dan PNG. PM Fiji Ratu Mara berpendapat bahwa sekalipun wilayah tersebut
sudah memperoleh status berpemerintahan sendiri, wilayah tersebut belum berhak
menjadi anggota SPF. Karena, status tersebut belum menjamin sampai tahap
terakhir dari perkembangan politik yang terjadi di PNG, sebagaimana status
berpemerintahan sendiri yang telah diperoleh negara Kepulauan Cook.
Masalah
keanggotaan muncul kembali ketika Kiribati diakui sebagai anggota penuh pada
pertemuan SPF di tahun 1977, sekalipun wilayah tersebut belum memenuhi
persyaratan yang ditentukan padad pertemuan SPF di Suva tahun 1973. Pemerintah
Fiji kembali menegaskan bahwa tindakan ini merupakan preseden yang sangat
membahayakan, karena hal ini dapat memberikanpeluang bagi Prancis atau AS untuk
memperoleh hak untuk memasuki forum karena proksimitasnya, karena beberapa
wilayah mereka dapat mengklaim dirinya telah memperoleh sattaus
pemerintahan-sendiri, sebagaimana yang telah diperoleh Kiribati. Masalah
keanggotaan ini kemudian diserahkan kepada SPEC agar mempelajari implikasi dari
persoalan tersebut, dan melaporkannya pada pertemuan di Niue.
Masalah
lainnya yang terdapat dalam SPF adalah masalah persaingan antara kelompok
Melanisia-Polinesia. Seperti diketahui negara pendiri SPF berpusat dii wilayah
Polinesia, yaitu Fiji, Tonga dan Samoa Barat. Ketiga negara ini sepanjang
sejarahnya dikenal sebagai wilayah yang masyarakatnya bersifat elitis, bahkan
sebelum adanya kontak dengan orang-orang Eropa. Sementara pertumbuhan SPF
ccenderung untuk menggantikan inti dari kekuatan regional di Pasifik Selatan,
dari Polinesia kepada Melanesia. Kemerdekaan PNG (1975), dan kepulauan Solomon
(1978) telah memberikan predominasi bagi populasi, kepentingan dan
sumber-sumber Melanesia di dalam SPF. Perkembangan ini dengan semakin nyata
dengan diterimanya Vanuatu sebagai anggota penuh SPF di tahun 1980.
Masalah
lain yang masih mengganjal di dalam SPF adalah maslah perdagangan. Sejak awal
dibentuknyay SPF di tahun 1971, negara-negara kepulauan sangat prihatin terhadapa
masalah perdagangan mereka. Sekalipun berbagai upaya telah dilakukan,
namunmereka belum berhasil meningkatkan volume perdagangan mereka. Pada tahun
1980, berkat abntuan Amerika dan Selandia Baru, negara-negara kepulauan
mengadakan perjanjian SPARTECA. Perjanjian yang ,mulai berlaku sejak tanggal 1
Januari 1981, pada intinya memberikan akses masuk bagi barang-barang dari
negara kepulauan ke pasar-pasar Selandia Baru dan Australia. Dengan ini,
merekak mengharapkan Australia dan Selandia Baru menjadi pintu gerbang bagi
produk-produk asal negara-negara kepulauan Pasifik Selatan.
Namun
setelah perjanjian tersebut berlangsung sekitar 8 tahun, volume perdagangan
antar negara kepulauan Pasifik Selatan dengan Australia dan Selandia baru tetap
tidak menunjukkan peningkatan. Secara garis besar, kecuali dengan PNG, total
perdagangan antara Australia dengan negara-negara SPF berkisar kurang 1%,
demikian pula perdagangan mereka dengan Selandia Baru. Oleh karena itu, pada
tahun 1987 Australia dan Selandia Baru mengadakan liberalisasi perdagangan,
baik dengan cara menurunkan tarif, bebas kuota dan lain-lain, bagi semua produk
yang dihasilkanoleh negara-negara kepulauan. Hak ini dimaksudkan untuk lebih
meningkatkan ekspor negara-negara kepulauan di kedua negara tersebut. sementara
untuk lebih menjamin pemasaran dan promosi barang-barang di Pasifik Selatan,
Australia dan Selandia Baru mendanai pemebntukan South Pacific Trade Office (SPTO), masing-masing di sydney dan
Auckland, pada 1988. Di samping itu, kedua negara tersebut juga memberikan dana
bagi promosi barang-barang produksi negara-negara kepulauan melalui dana
pendukung pemasaran (Marketing Support
Fund).
Dalam
pada itu, masalah lainnya yang sering dianggap sebagai sumber dari sleuruh
persoalan perdagangan di atas adalah kurangnya modal yang dimiliki oleh anggota
SPF dalam meningkatkan ekspornya. Selruuh anggota SPF, kecuali Nauru dan Fiji,
sangat tergantung pada bantuan luar negeri khususnya yang berasal dari negara
tetangga terdekatnya (Australia dan Selandia Baru). Terlebih lagi sebagian
besar dana bantuan luar negeri tersebut dihabiskan untuk membiayai anggaran
belanja pemerintahan di negara masing-masing.
Sekalipun
belum berhasil dalam bidang perdagangan internasional, namun negara-negara
Pasifik Selatan telah memperoleh berbagai manfaat dari kerjasama tersebut.
antara lain misalnya mereka dapat memanfaatkan pendidikan dan pelatihan di
bidang perdagangan, promosi perdagangan, job
training, dan lain sebagainya yang dikembangkan dalam kerjasama tersebut.
- Peran SPF dalam Pembentukan Ekonomi Negara-negara Anggotanya
Peranan Pacific Island
Forum Dalam keberadaannya di kawasan Oceania, Pacific Island Forum (PIF)
memberikan peranan untuk perkembangan kawasan tersebut dalam berbagai
program diantaranya di dalam dua bidang yaitu; Ekonomi, dan Politik dan
Keamanan, serta membentuk program koordinasi dan kemitraan yangstrategis dengan
berbagai pihak.
Ekonomi Program PIF dalam bidang ekonomi bertujuan untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan pembangunan berkelanjutan di
kawasan Oceania. Sebagai respon terhadap kapasitas nasional yang terbatas dan
suatu lingkungan internasional yang semakin kompleks, fokus dariprogram adalah
untuk meningkatkan pemahaman mengenai tantangan yang dihadapi kawasan inidan
menggunakan keahlian untuk membantu Anggota dalam pengembangan intervensi
nasional, sub-regional dan regional.Program ini Program membantu negara-negara
anggota untuk meningkatkan lingkungan investasimereka, meningkatkan daya saing
usaha kecil, mikro dan menengah dan mendorong aliran keuangan untuk bisnis baru
dan yang sudah ada. Program ini juga memberikan kebijakan dan dukungan teknis
yang bertujuan untuk meningkatkan kemitraan publik dan swasta melaluikerjasama
dengan organisasi-organisasi sektor swasta dalam pembangunan ekonomi,
perdagangandan investasi.Beberapa Program Ekonomi yang dilaksanakan PIF adalah Economic Reform and infrastructure, dan Pacific Islands Trade and Invest. Economic
Reform and infrastructure bekerja memberikan nasihat tentang kebijakan
ekonomi dan pembangunan dengan maksud untuk menggabungkan prinsip-prinsip tata
kelola ekonomi yangsehat ke dalam praktek sehari-hari di negara-negara anggota.
The Programme services the annual
meetings of Forum Economic Ministers (FEMM) yang
mendukung pengejaran tata kelola ekonomiyang baik dengan memberikan kesempatan
tahunan bagi negara-negara anggota untuk mengembangkan kerangka kerja yang
sesuai kebijakan ekonomi, dan berbagi pengalaman antarnegara.
Pacific Islands Trade and Invest bertujuan untuk memberikan
fasilitasi ekspor berkualitas tinggi,investasi dan promosi pariwisata untuk
kawasan. Sebagai bagian dari PIF sekretariat, program inifokus kepada
pengembangan usaha ekspor dan promosi internasional untuk negara-negaraanggota,
dan memberikan dukungan untuk eksportir di negara-negara kepulauan pasifik.
Program ini dijalankan oleh The Pacific
Trade and Investment Commission. Pacific Islands Trade and Invest memberikan
kontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutannegara-negara Kepulauan
Pasifik dengan menciptakan peluang bagi eksportir, investor dan stakeholder Pacific
Islands Trade and Invest bekerja dengan eksportir untuk mempromosikan
produk dan layanan mereka dan menarik investasi untuk bisnis Kepulauan Pasifik.
Yaitu melakukan hal ini dengan:
- Mengembangkan bisnis kapable ekspor;
- Mempromosikan dan menghubungkan bisnis ready ekspor;
- Menghubungkan eksportir dengan pembeli internasional;
- Memfasilitasi pemasaran produk dan jasa pariwisata antar pulau Pasifik;
- Memperkenalkan calon investor untuk pulau-pulau Pasifik;
- Memberikan dukungan promosi, jaringan dan keahlian teknis;
- Memfasilitasi pemahaman bersama antara pasar
KESIMPULAN
Forum Kepulauan Pasifik (dikenal sampai 27 Oktober 2000
sebagai Forum Pasifik Selatan) adalah organisasi politik penting regional di Pasifik. Ini
membawa bersama-sama pada pertemuan tahunan 16 Kepala Pemerintah Amerika
independen dan pemerintahan sendiri di kawasan Kepulauan Pasifik.
Mandat politik dari Forum telah terlihat sejak komunike
pertemuan Forum pertama di tahun 1971. Sejak awal, pertemuan Forum telah sangat
terfokus pada perdagangan regional dan isu-isu ekonomi. Pemerintahan yang baik
dan keamanan telah lebih baru-baru menjadi bagian dari agenda Forum.
Peranan
utama SPF yaitu sebagai kekuatan politik dan ekonomi regional di kawasan
Pasifik Selatan, serta perkembangan berbagai cabang organisaisnya. Ekonomi Program PIF dalam bidang
ekonomi bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
pembangunan berkelanjutan di kawasan Oceania. Sebagai respon terhadap kapasitas
nasional yang terbatas dan suatu lingkungan internasional yang semakin
kompleks, fokus dariprogram adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai
tantangan yang dihadapi kawasan inidan menggunakan keahlian untuk membantu
Anggota dalam pengembangan intervensi nasional, sub-regional dan
regional.Program ini Program membantu negara-negara anggota untuk meningkatkan
lingkungan investasi mereka, meningkatkan daya saing usaha kecil, mikro dan
menengah dan mendorong aliran keuangan untuk bisnis baru dan yang sudah ada.
Sekalipun
belum berhasil dalam bidang perdagangan internasional, namun negara-negara
Pasifik Selatan telah memperoleh berbagai manfaat dari kerjasama tersebut.
antara lain misalnya mereka dapat memanfaatkan pendidikan dan pelatihan di
bidang perdagangan, promosi perdagangan, job
training, dan lain sebagainya yang dikembangkan dalam kerjasama tersebut.
REFERENSI
Hamid,
Zulkipli. 1996. Sistem Politik Pasifik
Selatan. Jakarta: Pustaka Jaya.
http://en.wikipedia.org/wiki/Pacific_Islands_Forum
http://www.scribd.com/doc/53936089/Peranan-Pacific-Island-Forum
http://www.dfat.gov.au/geo/spacific/regional_orgs/spf.html
No comments:
Post a Comment