KONSEP BIROKRASI
•
Menurut Peter M. Blau
(2000:4), birokrasi adalah “tipe organisasi yang dirancang untuk menyelesaikan
tugas-tugas administratif dalam skala besar dengan cara mengkoordinasi
pekerjaan banyak orang secara sistematis”.
•
Dengan mengutip
pendapat Fritz Morstein Marx, Bintoro Tjokroamidjojo (1984) mengemukakan bahwa
birokrasi adalah ”Tipe organisasi yang dipergunakan pemerintahan modern untuk
pelaksanaan berbagai tugas-tugas yang bersifat spesialisasi, dilaksanakan dalam
sistem administrasi yang khususnya oleh aparatur pemerintahan”.
Konsep
birokrasi menurut Martin Albrow:
1)
birokrasi sebagai organisasi sosial,
2)
birokrasi sebagai inefisiensi organisasi,
3)
birokrasi sebagai kekuasaan yang dijalankan oleh pejabat
4)
birokrasi sebagai administrasi negara
(publik),
5)
birokrasi sebagai administrasi yang dijalankan oleh pejabat,
6)
birokrasi sebagai sebuah organisasi, dan
7)
birokrasi sebagai masyarakat modern.
Menurut Max
Weber:
•
Tugas-tugas
pejabat diorganisir atas dasar aturan yang berkesinambungan;
•
Tugas-tugas
tersebut dibagi atas bidang-bidang yang berbeda sesuai dengan fungsi-fungsinya,
yang masing-masing dilengkapi dengan syarat otoritas dan sanksi-sanksi;
•
Jabatan-jabatan
tersusun secara hirarkis, yang disertai dengan rincian hak-hak kontrol dan
pengaduan (complaint);
•
Aturan-aturan
yang sesuai dengan pekerjaan diarahkan baik secara teknis maupun secara legal.
Dalam kedua kasus tersebut, manusia yang terlatih menjadi diperlukan;
•
Anggota sebagai
sumber daya organisasi berbeda dengan anggota sebagai individu pribadi;
•
Pemegang jabatan
tidaklah sama dengan jabatannya;
•
Administrasi
didasarkan pada dokumen-dokumen tertulis dan hal ini cenderung menjadikan kantor
(biro) sebagai pusat organisasi modern; dan
•
Sistem-sistem
otoritas legal dapat mengambil banyak bentuk, tetapi dilihat pada bentuk
aslinya, sistem tersebut tetap berada dalam suatu staf administrasi birokratik.
TUJUAN BIROKRASI
•
Melaksanakan kegiatan
dan program demi tercapainya visi dan
misi pemerintah dan Negara
•
Melayani
masyarakat dan melaksanakan pembangunan dengan netral dan professional
•
Menjalankan
manajemen pemrintahan, mulai dari perencanaan, pengawasan, evaluasi,
koordinasi, sinkronisasi, represif, prepentif, antisipatif, resolusi, dll
•
Memsistematiskan,
mempermudah, mempercepat, mendukung, mengefektifkan, dan mengefisienkan
pencapaian tujuan-tujuan pemerintahan
•
Memudahkan
masyarakat dan pihak yang berkepentingan untuk memperoleh layanan dan
perlindungan
•
Menjamin
keberlangsungan sistem pemerintahan dan politik suatu Negara
MODEL BIROKRASI
1. Weberian
Karakteristik
Birokrasi Weber
Individu
pejabat secara personal bebas, akan tetapi dibatasi oleh jabatannya manakala ia
menjalankan tugas-tugas atau bebas menggunakan jabatannya untuk keperluan dan
kepentingan pribadinya termasuk keluarganya.
2.
Birokrasi Marxis
Marx berpendapat negara itu bukan mewakili kepentingan
umum. Tidak ada kepentingan umum (general) itu, yang ada ialah kepentingan
particular lainnya. Kepentingan particular yang memenangkan perjuangan klas
sehingga menjadi klas yang dominan itulah yang berkuasa. Birokrasi menurut Karl
Marx merupakan suatu kelompok particular yang sangat spesifik. Birokrasi
bukanlah klas masyarakat, walaupun eksistensinya berkaitan dengan pembagian
masyarakatb ke dalam klas-klas tertentu. Lebih tepatnya, menurut Karl Marx
birokrasi adalah negara atau pemerintah itu sendiri. Birokrasi merupakan
instrumen yang dipergunakan oleh kelas yang dominan untuk melaksanakan
kekuasaan dominasinya atas kelas-kelas sosial lainnya. Dengan kata lain
birokrasi memihak kepada kelas partikular yang mendominasi tersebut.
3. Birokrasi parkinsonian
Birokrasi
ParkinsonianMerupakan model birokrasi dengan memperbesar sosok kuantitatif
birokrasi.Parkinsonian dilakukan dengan mengembangkan jumlah anggota birokrasi
untuk meningkatkankapabilitasnya sebagai alat pembangunan. Di satu sisi,
Parkinsonian dibutuhkan untuk mengakomodasikan perkembangan masyarakat
yang semakin maju, di sisi lain Parkinsonian dibutuhkan untuk mengatasi persoalan-persoalan
pembangunan yang semakin menumpuk.
MODEL BIROKRASI DI INDONESIA
Indonesia
menganut model tipe idealnya Max Weber. Tipe ideal itu melekat dalam struktur
organisasi rasional dengan prinsip “rasionalitas”, yang bercirikan pembagian
kerja, pelimpahan wewenang, impersonalitas, kualifikasi teknis, dan efisiensi. Walau
dalam penerapannya tidak bisa dilakukan sepenuhnya.
terima kasih artikelnya.
ReplyDeletewww.kiostiket.com