Friday 5 October 2012

DIPLOMASI INDONESIA ERA PRA KEMERDEKAAN (MENJELANG KEMERDEKAAN)

Pendahuluan
            Era pra kemerdekaan ditandai dengan adanya perang dunia II. Pada saat itu Belanda yang sedang menguasai Indonesia terpaksa harus mundur karena negaranya juga sedang dikuasai oleh nazi Jerman. Tentara Belanda akhirnya berhasil diusir oleh tentara-tentara dari Jepang yang berusaha untuk menguasai Indonesia dan negara-negara lain di dunia. Perang dunia II telah membuat Indonesia menjadi negar yang belum tentu arahnya apalagi pada saat itu Indonesia telah dikuasai oleh Jepang. Namun semangat untuk bebas dari penjajahan telah lama berusaha untuk dicapai oleh bangsa Indonesia.
  1. Gerilya dan Diplomasi
Pada tahun 1942 di atas kekuasaan Jepang di Indonesia, Soekarno melakukan kesepakatan kepada Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer jepang untuk membantunya dalam perang dunia II. Pada tahun 1944 Saipan jatuh ke tangan Sekutu. Demikian juga dengan pasukan Jepang di Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Kepulauan Marshall yang berhasil dipukul mundur oleh pasukan sekut. Dengan demikian, seluruh garis pertahanan jepang di Pasifik sudah hancur dan bayang-bayang kekalahan Jepang mulai tampak.
Kemudian pada maret 1945 dibentuklah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang bertujuan untuk menyelidiki hal-hal penting menyangkut pembentukan negara Indonesia merdeka. Persidangan BPUPKI untuk merumuskan Undang-Undang Dasar diawali dengan pembahasan mengenai dasar negara Indonesia Merdeka. .pada tanggal 7 agustus 1945 BPUPKI dibubarkan, sebagai gantinya pemerintah pendudukan Jepang membentuk PPKI. Berita tentang kekalahan Jepang, diketahui oleh sebagian golongan muda melalui radio siaran luar negeri. Sehubungan dengan hal itu, golongan muda mengadakan rapat yang menghasilkan keputusan, “kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat Indonesia sendiri, tak dapat digantungkan pada orang dan negara lain. Segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang harus diputuskan dan sebaliknya diharapkan adanya perundingan dengan golongan muda agar mereka diikutsertakan dalam pernyataan proklamasi.
Pada era pra kemerdekaan di Indonesia ketika Indonesia dalam kekuasaan jepang, Jepang banyak membentuk organisasi pemuda atas inisiatifnya sendiri. Antara lain seperti Kongres Pemuda Seluruh Jawa, awalnya organisasi ini dibentuk atas inisiatif Jepang pada pertengahan 1944, akan tetapi kemudian berkembang menjadi suatu gerakan pemuda yang anti Jepang. Akhir keputusan dari Kongres tersebut adalah bahwa semua golongan pemuda dipersatukan dan dibulatkan di bawah satu pimpinan nasional dan dipercepat pelaksanaan pernyataan kemerdekaan Indonesia. Walaupun demikian, Kongres pada akhirnya menyatkan dukungan sepenuhnya dan kerja sama erat dengan Jepang dalam usaha mencapai kemerdekaan.
Organisasi lainnya adalah Pembentukan Gerakan Angkatan Baroe Indonesia. Tujuan dari gerakan ini lebih bersifat radikal, tujuannya antara lain adalah: mencapai persatuan yang kompak di antara seluruh golongan masyarakat Indonesia, menanamkan semangat revolusioner massa atas dasar kesadaran mereka sebagai rakyat yang berdaulat, membentuk negara kesatuan republik Indonesia dan bahu-membahu bersama Jepang untuk mempersatukan Indonesia, tetapi jika perluu gerakan itu bermaksud untuk mencapai kemerdekaan dengan kekuatannya sendiri.
Gerakan Rakyat Baroe merupakan organisasi lainnya yang terbentuk pada masa pra kemerdekaan. Tujuannya adalah untuk mengobarkan semangat perang dan cinta kepada tanah air. Tujuan pemerintah Jepang mengangkat wakil-wakil di golongan muda dalam organisasi tersebut adalah agar pemerintah Jepang dapat mengawasi kegiatan-kegiatan mereka. Setiap pemuda yang tergabung di dalamnya harus tunduk sepenuhnya kepada pemerintah militer Jepang dan mereka harus bekerja di bawah pengawasan pejabat-pejabat pemerintah.
  1. People Power dan Diplomasi
Pada tanggal 23 Agustus 1945, presiden Soekarno dalam pidato di radio menyatakan pembentukan tiga badan baru, yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Hal itu ditanggapi dengan segera membentuk BKR di daerahnya masing-masing dan memanfaatkannya sebagai wadah perjuangan. Di jakarta, bekas tentara PETA membentuk BKR pusat dengan tujuan agar BKR dapat dikoordinasikan secara terpusat. Tokoh yang terpilih sebagai pimpinan BKR adalah Kasman Singodimedjo, akan tetapi setelah Kasman diangkat sebagai ketua KNIP, kedudukannya sebagai ketua BKR di ganti oleh Kaprawi.
Sebagian pemuda merasa tidak puas dengan oembentukan BKR terutama mereka yang telah membentuk organisasi-organisasi yang besar peranannya bagi tercetusnya peristiwa proklamasi pada zaman Jepang.  Semetara itu tentara sekutu terus berupaya membebaskan dan mempersenjatai kembali pasukan-pasukan Belanda yang menjadi tawanan Jepang. Mereka kemudian melakukan serangkaian tindakan-tindakan prvokatif bahkan agresif. Oleh karena itu, pemerintah RI kemudian menyadari perlunya pembentukan tentara nasional. Untuk itu pemerintah memanggil KNIL, Mayor Oerip Soemohardjo dari Yogyakarta dan menugaskan untuk segera membentuk tentara nasional.
Pada tanggal 5 Oktober 1945 dikeluarkan maklumat pemerintah yang menyatakan berdirinya tentara keamanan rakyat (TKR). Dengan dasar maklumata itu Oerip segera membentuk markas tertinggi TKR di Yogyakarta. Kolonel Soedirman komandan divisi V/Banyumas yang pada saat itu sedang memimpin pertempuran ambarawa, terpilih sebagai pimpinan TKR yang baru menggantikan yang lama. Terpilihnya jenderal Soedirman merupakan titik tolak perkembangan TKR. Sejak terpilihnya jenderal Soedirman sampai dengan bulan Januari 1946, TKR sudah mengalami dua kali perubahan nama. Pertama kali berubah menjadi tentara keselamatan rakyat dan kemudian menjadi tentara republik indonesia. TRI kemudian berkembang dengan mempunyai Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Akhirnya pada tanggal 3 Juni 1947 pemerintah mengesahkan berdirinya tentara nasional indonesia (TNI) sebagai satu-satunya wadah perjuangan bersenjata. Alat keamanan lainnya adlah Kepolisian Negara. Pada mulanya kepolisian negara berada di bawah kementerian dalam negeri akan tetapi pada tanggal 26 Juli 1946 dikeluarkan penetapan pemerintah yang menyatakan bahwa kepolisian negara berdiri sendiri sebagai sebuah jawatan kepolisian negara di bawah perdana menteri.
Kesimpulan
            Diplomasi Indonesia menjelang kemerdekaan memiliki sejarah yang sangat rumit dan juga banyak terjadi peristiwa-peristiwa penting dalam upaya untuk meraih dan melepaskan diri dari penjajah sehingga menjadi negara yang bebas. Ketika perang dunia II terjadi, Jepang berhasil menguasai Indonesia dan memukul  mundur Belanda. Sehingga dalam usaha untuk meraih kemerdekaan Indonesia selalu dibayang-bayangi oleh Jepang. Terbukti dengan berbagai organisasi-organisasi yang dibuat para pemuda Indonesia untuk perjuangan Indonesia, Jepang selalu ikut campur dan tidak pernah lepas tangan dalam hal mengawasi perkembangan organisasi tersebut. banyaknya organisasi yang dibentuk tersebut telah membuat semangat juang dan kemerdekaan bagi rakyat Indonesia. Banyak orang-orang yang berperan penting dalam usaha untuk pencapaian kemerdekaan tersebut. Diplomasi dengan Jepang pun tidak pernah dihindarkan sejak Jepang berjanji untuk memberi Indonesia kemerdekaan pada 24 Agustus 1945 namun semangat rakyat Indonesia dan juga adanya berita bahwa Jepang telah ditaklukkan telah membuat Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya lebih cepat. Dan semua hal tersebut tidak terlepas dari adanya campur tangan golongan muda dan juga golongan muda.

Referensi
Mustopo, M. Habib. 2007. Sejarah: SMA Kelas XII Program IPS. Jakarta: Yudhistira.

No comments:

Post a Comment