Pendahuluan
Era pra
kemerdekaan ditandai dengan adanya perang dunia II. Pada saat itu Belanda yang
sedang menguasai Indonesia terpaksa harus mundur karena negaranya juga sedang
dikuasai oleh nazi Jerman. Tentara Belanda akhirnya berhasil diusir oleh
tentara-tentara dari Jepang yang berusaha untuk menguasai Indonesia dan
negara-negara lain di dunia. Perang dunia II telah membuat Indonesia menjadi
negar yang belum tentu arahnya apalagi pada saat itu Indonesia telah dikuasai
oleh Jepang. Namun semangat untuk bebas dari penjajahan telah lama berusaha
untuk dicapai oleh bangsa Indonesia.
- Gerilya dan Diplomasi
Pada
tahun 1942 di atas kekuasaan Jepang di Indonesia, Soekarno melakukan
kesepakatan kepada Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk
pemerintahan yang dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer jepang
untuk membantunya dalam perang dunia II. Pada tahun 1944 Saipan jatuh ke tangan
Sekutu. Demikian juga dengan pasukan Jepang di Papua Nugini, Kepulauan Solomon,
dan Kepulauan Marshall yang berhasil dipukul mundur oleh pasukan sekut. Dengan
demikian, seluruh garis pertahanan jepang di Pasifik sudah hancur dan
bayang-bayang kekalahan Jepang mulai tampak.
Kemudian
pada maret 1945 dibentuklah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) yang bertujuan untuk menyelidiki hal-hal penting menyangkut
pembentukan negara Indonesia merdeka. Persidangan BPUPKI untuk merumuskan
Undang-Undang Dasar diawali dengan pembahasan mengenai dasar negara Indonesia
Merdeka. .pada tanggal 7 agustus 1945 BPUPKI dibubarkan, sebagai gantinya
pemerintah pendudukan Jepang membentuk PPKI. Berita tentang kekalahan Jepang,
diketahui oleh sebagian golongan muda melalui radio siaran luar negeri.
Sehubungan dengan hal itu, golongan muda mengadakan rapat yang menghasilkan
keputusan, “kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat Indonesia sendiri,
tak dapat digantungkan pada orang dan negara lain. Segala ikatan dan hubungan
dengan janji kemerdekaan dari Jepang harus diputuskan dan sebaliknya diharapkan
adanya perundingan dengan golongan muda agar mereka diikutsertakan dalam
pernyataan proklamasi.
Pada
era pra kemerdekaan di Indonesia ketika Indonesia dalam kekuasaan jepang,
Jepang banyak membentuk organisasi pemuda atas inisiatifnya sendiri. Antara
lain seperti Kongres Pemuda Seluruh Jawa, awalnya organisasi ini dibentuk atas
inisiatif Jepang pada pertengahan 1944, akan tetapi kemudian berkembang menjadi
suatu gerakan pemuda yang anti Jepang. Akhir keputusan dari Kongres tersebut
adalah bahwa semua golongan pemuda dipersatukan dan dibulatkan di bawah satu
pimpinan nasional dan dipercepat pelaksanaan pernyataan kemerdekaan Indonesia.
Walaupun demikian, Kongres pada akhirnya menyatkan dukungan sepenuhnya dan
kerja sama erat dengan Jepang dalam usaha mencapai kemerdekaan.
Organisasi
lainnya adalah Pembentukan Gerakan Angkatan Baroe Indonesia. Tujuan dari
gerakan ini lebih bersifat radikal, tujuannya antara lain adalah: mencapai
persatuan yang kompak di antara seluruh golongan masyarakat Indonesia,
menanamkan semangat revolusioner massa atas dasar kesadaran mereka sebagai
rakyat yang berdaulat, membentuk negara kesatuan republik Indonesia dan
bahu-membahu bersama Jepang untuk mempersatukan Indonesia, tetapi jika perluu
gerakan itu bermaksud untuk mencapai kemerdekaan dengan kekuatannya sendiri.
Gerakan
Rakyat Baroe merupakan organisasi lainnya yang terbentuk pada masa pra
kemerdekaan. Tujuannya adalah untuk mengobarkan semangat perang dan cinta
kepada tanah air. Tujuan pemerintah Jepang mengangkat wakil-wakil di golongan
muda dalam organisasi tersebut adalah agar pemerintah Jepang dapat mengawasi
kegiatan-kegiatan mereka. Setiap pemuda yang tergabung di dalamnya harus tunduk
sepenuhnya kepada pemerintah militer Jepang dan mereka harus bekerja di bawah
pengawasan pejabat-pejabat pemerintah.
- People Power dan Diplomasi
Pada
tanggal 23 Agustus 1945, presiden Soekarno dalam pidato di radio menyatakan
pembentukan tiga badan baru, yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai
Nasional Indonesia (PNI) dan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Hal itu ditanggapi
dengan segera membentuk BKR di daerahnya masing-masing dan memanfaatkannya
sebagai wadah perjuangan. Di jakarta, bekas tentara PETA membentuk BKR pusat
dengan tujuan agar BKR dapat dikoordinasikan secara terpusat. Tokoh yang
terpilih sebagai pimpinan BKR adalah Kasman Singodimedjo, akan tetapi setelah
Kasman diangkat sebagai ketua KNIP, kedudukannya sebagai ketua BKR di ganti
oleh Kaprawi.
Sebagian
pemuda merasa tidak puas dengan oembentukan BKR terutama mereka yang telah
membentuk organisasi-organisasi yang besar peranannya bagi tercetusnya
peristiwa proklamasi pada zaman Jepang.
Semetara itu tentara sekutu terus berupaya membebaskan dan mempersenjatai
kembali pasukan-pasukan Belanda yang menjadi tawanan Jepang. Mereka kemudian
melakukan serangkaian tindakan-tindakan prvokatif bahkan agresif. Oleh karena
itu, pemerintah RI kemudian menyadari perlunya pembentukan tentara nasional.
Untuk itu pemerintah memanggil KNIL, Mayor Oerip Soemohardjo dari Yogyakarta
dan menugaskan untuk segera membentuk tentara nasional.
Pada
tanggal 5 Oktober 1945 dikeluarkan maklumat pemerintah yang menyatakan
berdirinya tentara keamanan rakyat (TKR). Dengan dasar maklumata itu Oerip
segera membentuk markas tertinggi TKR di Yogyakarta. Kolonel Soedirman komandan
divisi V/Banyumas yang pada saat itu sedang memimpin pertempuran ambarawa,
terpilih sebagai pimpinan TKR yang baru menggantikan yang lama. Terpilihnya
jenderal Soedirman merupakan titik tolak perkembangan TKR. Sejak terpilihnya
jenderal Soedirman sampai dengan bulan Januari 1946, TKR sudah mengalami dua
kali perubahan nama. Pertama kali berubah menjadi tentara keselamatan rakyat
dan kemudian menjadi tentara republik indonesia. TRI kemudian berkembang dengan
mempunyai Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Akhirnya
pada tanggal 3 Juni 1947 pemerintah mengesahkan berdirinya tentara nasional
indonesia (TNI) sebagai satu-satunya wadah perjuangan bersenjata. Alat keamanan
lainnya adlah Kepolisian Negara. Pada mulanya kepolisian negara berada di bawah
kementerian dalam negeri akan tetapi pada tanggal 26 Juli 1946 dikeluarkan
penetapan pemerintah yang menyatakan bahwa kepolisian negara berdiri sendiri
sebagai sebuah jawatan kepolisian negara di bawah perdana menteri.
Kesimpulan
Diplomasi Indonesia
menjelang kemerdekaan memiliki sejarah yang sangat rumit dan juga banyak
terjadi peristiwa-peristiwa penting dalam upaya untuk meraih dan melepaskan
diri dari penjajah sehingga menjadi negara yang bebas. Ketika perang dunia II
terjadi, Jepang berhasil menguasai Indonesia dan memukul mundur Belanda. Sehingga dalam usaha untuk
meraih kemerdekaan Indonesia selalu dibayang-bayangi oleh Jepang. Terbukti
dengan berbagai organisasi-organisasi yang dibuat para pemuda Indonesia untuk
perjuangan Indonesia, Jepang selalu ikut campur dan tidak pernah lepas tangan
dalam hal mengawasi perkembangan organisasi tersebut. banyaknya organisasi yang
dibentuk tersebut telah membuat semangat juang dan kemerdekaan bagi rakyat
Indonesia. Banyak orang-orang yang berperan penting dalam usaha untuk
pencapaian kemerdekaan tersebut. Diplomasi dengan Jepang pun tidak pernah
dihindarkan sejak Jepang berjanji untuk memberi Indonesia kemerdekaan pada 24
Agustus 1945 namun semangat rakyat Indonesia dan juga adanya berita bahwa
Jepang telah ditaklukkan telah membuat Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya
lebih cepat. Dan semua hal tersebut tidak terlepas dari adanya campur tangan
golongan muda dan juga golongan muda.
Referensi
Mustopo, M.
Habib. 2007. Sejarah: SMA Kelas XII
Program IPS. Jakarta: Yudhistira.
No comments:
Post a Comment