BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Dalam makalah ini penulis mengambil pembahasan
mengenai “Fenomena Demokrasi di Negara
India”. Di sini penulis melihat bahwa demokrasi adalah sebagai bagian dari
pembangunan politik. Alasan penulis mengambil judul ini adalah bahwa demokrasi
merupakan suatu sistem politik yang paling banyak digunakan oleh negara-negara
di dunia pada saat sekarang ini, dan tidak terlepas dengan India. Sebagaimana
yang kita ketahui bahwa negara India mayoritas penduduknya adalah beragama
Hindu yang mana masih menjaga dan sangat ketat memegang sistem kasta, oleh
karena itu sangat tidak mungkin dirasa jika demokrasi akan berkembang baik di
negara yang memiliki kepercayaan dan keyakinan seperti itu. Namun pada
kenyataannya India keluar sebagai salah satu negara yang memiliki sistem
demokrasi di dunia, yang mana telah menjalankan sistem demokrasinya dengan
sangat baik. Bahkan negara India pada saat ini merupakan termasuk negara yang
maju dengan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang selalu meningkat serta
memiliki kestabilan politik yang baik di negaranya.
Karena
disebabkan hal tersebutlah penulis berinisiatif untuk mengangkat masalah terjadinya
fenomena demokrasi di India beserta hal-hal yang menyebabkan dan
melatarbelakangi terciptanya masyarakat yang demokrasi di India sehingga pada
akhirnya India bisa dijadikan sebagai negara yang terdemokrasi terbaik di
dunia.
1.2
Perumusan
Masalah
1. Apa
itu demokrasi?
2. Bagaimana
fenomena demokrasi di India?
1.3
Tujuan
Pembuatan makalah ini antara lain bertujuan untuk
mengetahui bagaimana asal mula demokrasi di India, perkembangannya hingga
fenomena-fenomena demokrasi yang ada di India. Bagaimanapun pada saat ini
demokrasi adalah sebagai alat politik yang digunakan hampir setiap negara
sebagai sistem dalam menjalankan pemerintahannya termasuk juga india.
1.4
Kerangka
Teori
Dalam setiap penulisan tentu terdapat
pendekatan-pendekatan atau teori-teori yang mendukung untuk membahas suatu
masalah hingga bisa dikatakan sebagai suatu kajian ilmiah. Oleh karena itu di
sini penulis menggunakan teori liberalisasi dalam menelaah dan menganalisis
fenomena-fenomena demokrasi yang terjadi di India. Dalam perspektif liberal
terdapat pembahasan mengenai demokrasi dan pentingnya kebebasan terhadap
hak-hak manusia yang dibatasi sebelumnya. Kaum liberal menilai kebebasan
individu di atas segalanya, sebagaimana dalam demokrasi yakni mengenai
kebebasan terhadap hak-hak manusia.
Liberalis memandang negara demokrasi-liberal seperti
India yaitu keberadaan negara dipandang sebagai penengah netral di antara
berbagai kepentingan yang saling bersaing dalam suatu masyarakat yang terbuka
dan plural. Negara memberikan acuan secara hukum dan politik yang di dalamnya
memungkinkan seseoran untuk menjalankan urusan sehari-hari dengan perasaan aman dari bahaya, sehingga
berbagai jenis kesepakatan akan dilindungi dan orang-orang akan mampu mengejar
berbagai tujuan dan kepentingan mereka tanpa ada larangan, namun dengan catatan
bahwa mereka tidak membahayakan orang lain.[1]
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Demokrasi
Berdasarkan asal kata demokrasi berarti
rakyat berkuasa atau government by the
people. Dalam bahasa Yunani Demos berarti
rakyat, Kratos berarti kekuasaan atau
berdaulat. sesudah perang dunia II dapat dilihat bahwa secara formal demokrasi
merupakan dasar dari kebanyakan negara di dunia.[2]
Demokrasi, menjadi kata kunci yang
begitu didambakan oleh semua negara di dunia untuk dilaksanakan. Dewasa ini,
berkembangnya paham demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan telah menjadi
kecenderungan global. Begitu banyak, bahkan hampir semua negara terutama yang
mengadopsi sistem pemerintahan dengan peradaban Barat memakai sistem demokrasi
sebagai sistem bernegaranya. Namun ironisnya kendatipun negara-negara tersebut
mengadopsi demokrasi sebagai sebagai sistem dalam praktek bernegara, namun
tidak satu pun negara yang memiliki persamaan dalam menerapkan demokrasi. Namun
beragamnya praktek demokrasi dalam sistem bernegara merupakan hal yang dinilai
sebagai dinamika. Perbedaan ini muncul karena pemahaman dan pandangan setiap
negara berbeda tentang demokrasi, yang mungkin disebabkan oleh perbedaan latar
belakang politik, ekonomi, ideologi dan sosial budaya yang melingkupi suatu
negara yang tidak sama.[3]
Begitu juga yang terjadi di India, India memiliki banyak sekali perbedaan
seperti agama, adanya sistem kasta, bahasa dan lain-lain menyebabkan
terdapatnya perbedaan demokrasi di India dengan negara-negara lainnya di dunia.
Perkembangan sejarah demokrasi di
masing-masing negara yang bersangkutan itu ternyata telah memberi isi dan sifat
yang berbeda-beda kepada demokrasi itu. Di Kerajaan Inggris dan negara-negara
Skandinavia, misalnya perkembangan demokrasi itu berlangsung dengan
berangsurangsur (evolusioner) sedang perkembangan demokrasi di Amerika Serikat
dengan jalan yakni revolusioner. [4]
2.2
Fenomena
dan Perkembangan Demokrasi di Negara India
Di india
sistem pemerintahan yang demokrasi mulai diadopsi pada tahun 1947 setelah
mendapatkan kemerdekaannya dari negara Inggris. Namun sesungguhnya institusi
demokrasi di India mulai berkembang pada masa kekuasaan kolonial. Dimana sejak
awal Inggris sudah memperkenalkan pemilu pada masyarakat India, memperkenalkan
fungsi sipil yang baik, melakukan sosialisasi atas pemilihan elite politik
melalui sistem politik. Selain itu juga negara India menggunakan sistem
pemerintahan parlementer yaitu system yang menerapkan model hubungan yang
menyatu antara kekuasaan eksekutif dan legislatif.
India
memilih bentuk pemerintahan parlementer dengan tujuan untuk membentuk sebuah
negara yang berlandaskan prinsip-prinsip kebebasan berpendapat serta pemilihan
umum yang dilakukan secara teratur. Demokrasi merupakan suatu proses yang
panjang, dimana tanpa adanya kemauan dan kesadaran politik yang jernih dan
jujur, demokrasi justru akan mengalami kegagalan besar dalam penyelenggaraan
negara. Di mana sistem demokrasi di India telah menunjukkan keberhasilan dan
kesuksesannya dalam menganut sistem demokrasi yang memiliki kemauan dan
kesadaran politk yang jernih dan jujur. Keberhasilan sistem demokrasi di India ini
dapat kita dari adanya pertumbuhan ekonomi yang cepat. Di mana pada masa lalu,
India sempat mengalamai masa-masa tersulitnya. Saat itu India mengalami kematian massal yang
disebabkan oleh kelaparan dimana-mana dan terjangkitnya kemiskinan. Pada tahun
1986, di mana 3,5 juta anak meninggal setiap tahunnya yang diakibatkan oleh
dehidrasi dan berbagai penyakit yang menular lainnya.
Sejak awal
kemerdekaan India telah menganut sistem demokrasi dan saat ini India telah
menempatkan dirinya sebagai negara yang memiliki kekuatan ekonomi yang patut
diperhitungkan. Keberhasilan demokrasi India juga ditandai dengan bagaimana
India dapat mendistribusikan kekuasaan hingga berbagai level masyarakat. India
adalah negara yang dihuni oleh masyarakat yang beragam, baik itu dari sudut
kasta, agama, bahasa, dan lain-lain akan menimbulkan berbagai kelompok
minoritas. Disinilah nampak perbedaan India dibandingkan dengan mayoritas
negara dunia ketiga, negara ini mengakui hak-hak minoritas dengan
mendistribusikan kekuasaannya di antara kemlompok-kelompok yang berbeda dalam
masyarakat.
Wilayah India yang luas sering disebut
setara dengan besarnya masalah yang harus dihadapinya. Hal ini tidak terlepas
dari jumlah penduduk India yang sangat banyak, yakni mencapai tak kurang dari 1
miliar dan melebihi jumlah akumulasi penduduk di Asia Tenggara. Jumlah ini
menjadi sebuah problem besar manakala didapati lebih dari separuhnya hidup di
bawah garis kemiskinan. Munculnya problem ini ternyata diakibatkan oleh tidak
seimbangnya kontinuitas relasi antara luas wilayah dan jumlah penduduk. Kalau
dilihat taraf kehidupan di India, maka dari tahun 1981-1995 setengah dari
penduduk India hidup dengan biaya tidak lebih dari US$ 1 dollar/hari. Dan
bahkan sampai tahun 1996, India menempati urutan ke-47 dalam suatu indeks
kemiskinan dunia (Human Proverty Index) setelah Rwanda yang
berada diurutan ke-48. Tingkat pendidikan juga sangat rendah karena lebih dari
60% penduduk perempuan yang berusia 6 tahun menderita buta huruf. Belum lagi
jumlah angka kematian bayi masih belum bisa dikurangi secara maksimal.[5]
Sistem kasta juga masih berlaku sebagai
manifestasi kuatnya hinduisme sejak 1500 SM. Namun yang penting dari sistem
kasta ini adalah biasanya terlihat bahwa mereka yang berada pada kasta yang
lebih rendah adalah mereka yang merupakan kelompok masyarakat miskin. Hal ini
disebabkan karena kasta itu seringkali menggambarkan dan membentuk struktur
ekonomi masyarakat. India merupakan negara dengan penduduk terbanyak di dunia
setelah China. Namun semua tantangan dan kondisi yang sering dianggap
menghalangi kemunculan demokrasi ternyata dapat berlalu begitu saja.
Singkatnya, sekali lagi meskipun telah dikatakan bahwa dalam banyak hal India
dianggap tidak memiliki kondisi yang mendukung demokrasi, dalam kenyataannya India
justru dapat tetap mempertahankan lembagalembaga demokrasi dalam waktu yang
cukup lama.
Demokrasi di India adalah demokrasi yang
muncul dari atas. Namun bukan dari kalangan
borjuis
seperti yang terjadi pada negara-negara Eropa. Demokrasi India, menurut Georg Sorensen
adalah demokrasi yang dicapai melalui koalisi antara elit dominan dengan tiga
kelompok utama; (1).profesional perkotaan, yang membangun gerakan kongres 1885;
(2).komunitas pengusaha India dalam bidang Industri dan perdagangan, dan;
(3).para pemilik tanah di pedesaan (elit desa). Sebagai dampaknya, jika merujuk
pada pandangan seorang ilmuan politik seperti Samuel P. Huntington bahwa model
transformasi demokrasi seperti ini (transformasi) seringkali hanya menumbuhkan
bentuk demokrasi yang terbatas. Tetapi kelebihannya adalah bahwa bentuk
negosiasi elit ini telah mendahului meledaknya partisipasi politik. Dikatakan
kelebihan karena kondisi ini merupakan kondisi yang ideal dalam konteks
transisi politik di negara-negara berkembang.[6]
Ada banyak hal yang memperkuat
keyakinan para ilmuan tentang bentuk demokrasi di India yang begitu luas. Salah
satunya terdapat kuota 33% kuota terhadap perempuan di parlemen. Selain itu
tersedia 22% kursi parlemen yang diperuntukkan bagi warga negara berkasta rendah
dan suku asli India. India merupakan satu-satunya negara demokrasi baru dengan
sistem federal dengan 28 negara bagian dan 7 teritori. Hak-hak dasar warga
negara diakui dan terdapat pula perlindungan hukum termasuk kepada kelompok
minoritas. Demokrasi India dari pemahaman akan pentingnya peran pemerintahan
kolonial Inggris. Ada pengaruh penting yang berhasil dibentuk Inggris dalam
struktur masyarakat India terutama struktur politik-nya. Sehingga hampir tidak
muncul resistensi yang kuat terhadap sistem pemerintahan itu ketika India telah
merdeka. Pertama-tama, pemerintah kolonial kolonial (Inggris) secara tidak
sengaja telah membantu terbentuknya kepercayaan terhadap lembaga-lembaga
demokrasi. Hal lain yang diwarisi India dari
pemerintahan kolonial Inggris, yang dapat memperkuat demokrasi di India adalah
tentara yang terlatih dan profesional, tentara di India tidak memasuki urusan
politik, seperti sebagaimana yang terjadi di banyak negara. Kedua,
militer India berkembang dan telah menegakkan sebuah kode kepatuhan kepada para
pemimpin sipil yang terpilih. Militer sepertinya tetap merupakan kekuatan
nasional India yang sebenarnya karena memiliki orientasi kesetiaan nasional
yang kuat dan solid dibandingkan kepolisian yang sering terbagi dalam
faksi-faksi. Ketiga, para pendiri India modern yang membawa India menuju
kemerdekaan, membantu pembentukan konstitusi dan lembagalembaga politiknya
semua setia pada keyakinan demokrasi. Gerakan-gerakan politik yang mereka
pimpin sangat mendukung gagasan-gagasan dan lembaga-lembaga demokrasi.
Pada
selama beberapa dekade politik di India dikuasai oleh Partai Kongres Nasional
India (INC), dengan menguasai suara mayoritas di parlemen. Namun partai ini
tidak dapat terus bertahan karena dianggap mulai gagal mendistribusikan
kekuasaan dengan baik. Sehingga menimbulkan elit baru dalam Partai Bharatiya
Janata (BJP). BJP menjadi kuat dan dapat memenangkan pemilu karena dapat
merangkul minoritas seperti penduduk muslim dan komunitas lokal. Sementara itu
INC dapat bertahan dan kembali memegang tampuk kekuasaan lagi, karena masih
dapat berkompromi dengan berbagai lapisan kekuasaan masyarakat. Jadi tampilnya
kekuatan partai di India tidak lepas dari kekuatan mereka yang mampu merangkul
tokoh-tokoh masyarakat yang multi etnis, multi agama dan multi bahasa, serta
multi kepentingan di India.
Banyak pihak yang berpendapat bahwa
terdapatnya sistem kasta merupakan suatu hal yang tidak mendukung terjadinya
demokrasi di suatu negara. Namun sebenarnya ditingkatan kelas bawah masih perlu
sebuah penjelasan bahwa kasta punya peran memberi jalan keberlangsungan
demokrasi di India. Kastalah yang memiliki peran besar dalam menciptakan
keseimbangan partisipasi dalam masa transformasi itu. Namun argumen ini jarang
muncul karena kasta sering dianggap tidak menguntungkan demokrasi. Problem
lanjutannya adalah bagaimana mungkin menjelaskan peranan kasta terhadap
transisi demokrasi. Elit menyadari bahwa sistem kasta India masih dibutuhkan
untuk menopang bertahannya demokrasi. Inilah salah satu alasan mengapa elit India
jarang sekali berbicara tentang kesetaraan di India. Mahatma Gandhi sendiri
sebagai tokoh yang punya kharisma besar, memilih bersikap seperti seorang
pemilik kasta terendah dan bersikap “acuh” terhadap keberadaan sistem kasta di
India. Kasta berperan sebagai “jangkar” untuk menahan munculnya apa yang
disebut Lerner revolution of rising frustation. Selain itu
berperan “menstabilkan” masyarakat petani dalam masa- masa dimana sistem
politik masih berada pada tahap penyesuaian-penyesuaian.[7]
KESIMPULAN
Banyak pemikiran yang
mengatakan bahwa India adalah negara demokratis dan tergolong paling tua di
Asia. Keberhasilan demokrasi di India ini dapat terlihat dalam berbagai
bentuk, tergantung pada indikasi yang digunakan untuk menilainya. Apabila kita
melihatnya melalui model demokrasi prosedural, yang menekankan pada keberadaan
institusi demokrasi, seperti partai politik atau organisasi politik lainnya
maka demokrasi di India telah terbilang berhasil. Hal ini dapat dilihat dari
kesuksesan terselanggaranya pemilu di negara ini. Berbagai studi mengenai
demokrasi di India pada beberapa dekade terakhir menekankan pada bagaimana
pengenalan terhadap kebebasan berpendapat dan pemilu telah memberikan
konstribusi besar bagi national building di India. Proses ini akan membawa
India pada proses modernisasi dan selanjutnya akan diikuti dengan modernisasi
dalam bidang sosial-ekonomi, seperti urbanisasi, pendidikan, kesejahteraan
masyarakat dan persamaan sosial yang akan semakin mengaburkan perbedaan kasta
dan agama. Yang mana dengan berjalannya proses tersebut maka perbedaan kasta
dan agama akan semakin kabur dan pada akhirnya akan membawa India kepada sistem
demokrasi yang baik dan stabil seperti yang dapat dilihat pada saat sekarang
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Steans, Jill &
Pettiford, Lloyd. 2009. Hubungan
Internasional: Perspektif dan Tema. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Budiardjo.
Miriam. 2009. Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Sutowo,
Tamsiran. 2008. Ironi Demokrasi di Abad Ini. Bandung: Pustaka
Driyarkara.
Poerbopranoto,
Koentjoro. 1975. Sedikit Tentang Sistim Pemerintahan Demokrasi. Bandung:
PT. Ersco.
Huntington,
Samuel P. 1997. Gelombang Demokratisasi Ketiga, Jakarta: PT Pustaka
Utama Grafiti.
Lerner,
Daniel. 1983. Memudarnya Masyarakat Tradisonal. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Harahap, Husnul Isa.
2010. Robert A. Dahl dan Studi
tentang Fenomena Demokrasi di India. Jurnal: POLITEIA|Vol.2|No.1|Januari
2010 diakses dari: [http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21102133_0216-9290.pdf]
[1] Jill Steans &
Lloyd Pettiford, 2009, Hubungan
Internasional: Perspektif dan Tema. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 118
[2] Miriam Budiardjo.
2009. Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, Hal: 105
[3]
Tamsiran Sutowo. 2008. Ironi Demokrasi di Abad Ini. Bandung: Pustaka Driyarkara.
Hal. 33
[4]
Koentjoro Poerbopranoto, 1975, Sedikit tentang Sistim Pemerintahan Demokrasi,
Bandung: PT. Ersco. hal.17
[5] Husnul Isa Harahap, Robert
A. Dahl dan Studi tentang Fenomena Demokrasi di India. Jurnal: POLITEIA|Vol.2|No.1|Januari
2010 diakses dari: [http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21102133_0216-9290.pdf]
[6]
Samuel P. Huntington. 1997. Gelombang Demokratisasi Ketiga, Jakarta: PT
Pustaka Utama Grafiti, hal. 145.
[7]
Daniel Lerner. 1983. Memudarnya Masyarakat Tradisonal. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press. hal. 45-47.
No comments:
Post a Comment