Pendahuluan
Kata diplomasi
merupakan berasal dari kata Yunani “Diploun” yang berarti melipat. Menurut
tradisi Yunani kuno, ‘diploma’ merupakan sertifikat kelulusan dari suatu
program studi, biasanya dilipat dua. Pada era Imperium Romawi, kata “diploma”
digunakan untuk mnggambarkan dokumen resmi perjalanan, seperti paspor dan izin
perjalanan di wilayah kerajaan, yang distempel pada dua lempengan logam. Diplomasi
menunjukkan keahlian atau keberhasilan dalam melakukan hubungan internasional
dan perundingan. Menurut Earnest Satow, Burke memakai kata diplomasi untuk menunjukkan keahlian atau keberhasilan dalam
melakukan hubungan internasional dan perundingan di tahun 1796. Kemungkinan
besar itu adalah penggunaan pertama kali dalam bahasa Inggris dalam arti yang
kita ketahui sekarang ini. Ia jugag mengatakan “lembaga diplomatik” pada tahun
yang sama. Contoh paling awal dari penggunaan kata “jasa diplomatik”, yang
menunjukkan cabang pelayanan negara yang menyediakan personil-personil misi
tetap di luar negeri dijumpai dalakm Annual
Registrar tahun 1787.
- Definisi Diplomasi
Secara
sederhana, diplomasi dapat didefinisikan sebagai seni dan praktik negosiasi
antara wakil-wakil dari negara atau sekelompok negara. Istilah ini biasanya
merujuk pada diplomasi internasional, dimana hubungan internasional melalui
perantasra diplomat profesional terkait isu-isu perdamaian, perdagangan,
perang, ekonomi dan budaya. Begitu pula perjanjian internasional yang biasanya
dinegosiasikan oleh para diplomat sebelum disetujui oleh politisi nasional
dalam negeri.
Para
pakar memberi definisi yang berbeda terhadap kata diplomasi. The Oxford english Dictionary memberi
konotasi sebagai berikut: “manajemen hubungan internasional melalui negosiasi,
yang mana hubungan ini diselaraskan dan diatur oleh duta besar dna para wakil;
bisnis atau seni para diplomat. Menurt The
Chamber’s Twentieth Century Dictionary, diplomasi adalah “the art of
negotiation, especially of treaties between states; political skill.” (seni
berunding, khususnya tentang perjanjian di antara negara-negara; keahlian
politik). Di sini, yang pertama menekankan kegiatannya sedangkan yang kedua
meletakkan penekanan pada seni berundingnya.
Sir
Earnest Satow dalam bukunya Guide to
Diplomatic Practice memberikan karakterisasi diplomasi yang bagus meskipun
tidak jelas dan kurang akurat. Ia mengatakan diplomasi adalah penerapan
kepandaian dan taktik pada pelaksanaan hubungan resmi antara pemerintah
negara-negara berdaulat. Clausewitz, seorang filosof Jerman, dalam
pernyataannya yang terkenal mengatakan bahwa perang merupakan kelanjutan
diplomasi dengan melalui sarana lain.
Dalam
mengkaji definisi-definisi yang telah disebut di atas, beberapa hal tampak
jelas. Pertama, jelaqs bahwa unsur pokok diplomasi adalah negosiasi. Kedua,
negosiasi dilakukan untuk mengedepankan kepentingan negara. Ketiga,
tindakan-tindakan diplomatik diambil untuk menjaga dan memajukan kepentingan
nasional sejauh mungkin bisa dilaksanakan dengan sarana damai. Oleh karena itu
pemeliharaan perdamaian tanpa merusak kepentingan nasional adalah tujuan utama
diplomasi.
- Tujuan Diplomasi
Kautilya,
ahli stategi politik di masa dinasti Mauryan di India, memaparkan ada empat
motif diplomasi:
1.
Acquisition:
tujuan diplomasi adalah untuk membuat hubungan dengan negara lain (hubungan
diplomatik).
2.
Preservation:
tujuan diplomasi adalah untuk menjaga hubungan hubungan dengan negara lain
3.
Augmentation:
tujuan diplomasi adalah untuk memperluas hubungan diplomatik.
4.
Proper
distribution: tujuan diplomasi adalah harmoni, perdamaian atau siddhi.
Ratusan
tahun yang lalu kautilya menyimpulkan tujuan utama diplomasi sebagai
“pengamanan kepentingan negara sendiri.” Dengan kata lain tujuan dari diplomasi
yang baik atau efektif adalah untuk menjamin keuntungan maksimum negara
sendiri. Kepentingan terdepan tampaknya adalah pemeliharaan keamanan. Tetapi
selain pertimbangan yang vital tentang keamanan nasional, terdapat tujuan vital
yang lain antara lain memajukan ekonomi, perdagangan dan kepentingan komersial,
perlindungan waega negara sendiri di negara lain, mengembangkan budaya dan
ideologi, peningkatan prestise nasional, memperoleh persahabatan dengan negara
lain, dan sebagainya. Secara luas tujuan ini bisa dibagi menjadi empat:
politik, ekonomi, budaya dan ideologi.
- Metode Diplomasi
1.
Track I Diplomacy
First
track diplomacy melibatkan pemerintah dengan pemerintah (G to G), sifatnya
rahasia dan biasnya digunakan untuk mengakhiri suatu konflik dan pertikaian. First track diplomacy menekankan peran penting
negara dalam mengadakan negosiasi menjaga dan memelihara perdamaian.
Metode: Insentif positif dan
negative, mediasi, dukungan politik dan ekonomi
2.
Track II Diplomacy/ Public Diplomacy
Diplomasi
publik didefinisikan sebagai upaya mencapai kepentingan nasional suatu negara
melaluiunderstanding, informing, and influencing foreign audiences. Jika proses
diplomasi tradisional dikembangkan melalui mekanisme government to government relations, maka diplomasi publik lebih
ditekankan pada government to people atau bahkan people to people relations.
Diplomasi Publik bertujuan untuk mencari teman di kalangan masyarakat negara
lain, yang dapat memberikan kontribusi bagi upaya membangun hubungan baik
dengan negara lain.
Untuk
mencapai kebebasan politik dan keamanan Negara, maka dalam diplomasi hal
tersebut dapat dicapai dengan memperkuat hubungan dengan Negara sahabat,
memelihara hubungan dengan Negara-negara yang sehaluan, dan menetralisir
Negara-negara yang memusuhi. Untuk mencegah Negara-negara lain bergabung
melawan Negara tertentu maka dapat dilakukan dengan melakukan suatu bentuk
saling pengertian dengan suatu Negara, menunjukkan suatu itikad baik dan
menghilangkan keraguan Negara lain sehubungan dengan persekutuan politik, dan
sebagainya. Selain dari itu perang juga merupakan suatu bentuk diplomasi yang
mana jika suatu Negara dengan Negara lain tidak dapat lagi melakukan hubungan
yang damai.
- Instrumen Diplomasi
Ada
empat prinsip utama dari instrument diplomasi menurut Kautilya, yakni sama,
dana, danda, dan bedha, maksudnya ialah perdamaian atau negosiasi, member
hadiah atau konsensi, menciptakan perselisihan, mengancam atau menggunakan
kekuatan nyata. Sedangkan penulis modern menyatakan tiga bentuk pencapaian
diplomasi, antara lain kerja sama (cooperation),
penyesuaian (accommodation), dan
penentangan (opposition). Kerja sama
dan penyesuaian bisa di capai melalui negosiasi yang membuahkan hasil. Apabila
negosiasi gagal mencapai tujuan melalui cara damai, penentangan dalam berbagai
bentuk termasuk penggunaan kekuatan diambil sebagai ganti.
Kesimpulan
Dari
sudut pandang social informal, diplomasi dapat dikatakan sebagai tenaga kerja
dari kebijaksanaan strategis agar memperoleh keuntungan atau untuk saling
menemukan solusi dari sebuah permasalahan yang sedang dihadapi sehingga dapat
diterima oleh dua atau banyak pihak. Dan hal ini dilakukan dengan cara halus,
sopan, serta tanpa sikap konfrontatif. Diplomasi mempunyai peran yang sangat
beragam dan banyak untuk bermain di dalam hubungan internasional. Dalam
menjalankan hubungan antara masyarakat yang terorganisasi, diplomasi, dengan
penerapan metode negosiasi, persuasi, tukar pikiran, dan sebagainya, mengurangi
kemungkinan penggunaan kekuatan yang sering tersembunyi. Diplomasi merupakan
salah satu bagian penting dalam pemeliharaan perdamaian. Pentingnya diplomasi
sebagai pemelihara keseimbangan dan kedamaian tatanan internasional.
Referensi
Roy, S.L. 1991. Diplomasi. Jakarta: Rajawali Pers.
http://wentiza.blogspot.com/2011/03/konsep-demokrasi.html
No comments:
Post a Comment